Kaltimtoday.co, Penajam - Lonjakan pengunjung di kawasan wisata Pantai Tanjung Jumlai selama libur Idulfitri mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU) untuk memperkuat sistem pengawasan dan pelaporan melalui tim pantau di lapangan. 

Namun, terbatasnya akses jaringan komunikasi di lokasi pantai membuat pengawasan harus disiasati dengan penempatan personel di luar area blank spot.

“Karena di Pantai Tanjung Jumlai pasca Idulfitri sampai penghujung hari libur itu, karena pengunjung itu banyak, sering terjadi blank spot,” ujar Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief.

Menurut Juzlizar, keterbatasan sinyal di titik-titik tertentu di sekitar kawasan pantai menjadi tantangan utama bagi efektivitas sistem pelaporan langsung dari lokasi. 

Saat terjadi lonjakan kunjungan, terutama di akhir pekan dan hari libur nasional, lalu lintas data jaringan sering terganggu, menyebabkan kesulitan dalam pengiriman laporan atau komunikasi cepat antarpetugas di lapangan.

“Makanya tim pantau itu menjaganya di luar supaya laporan itu cepat masuk. Kalau di dalam, sering kehilangan jaringan,” katanya.

Penempatan tim pantau di luar area pantai menjadi salah satu langkah taktis untuk memastikan koordinasi tetap berjalan lancar. Dengan posisi yang lebih dekat ke titik akses sinyal, tim bisa segera mengirimkan update situasi, termasuk data kunjungan harian, potensi kerawanan, atau kejadian tak terduga seperti kemacetan, kecelakaan ringan, dan keluhan pengunjung.

Disbudpar PPU menilai, penguatan fungsi tim pantau menjadi kunci untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan ketertiban kawasan wisata, terutama ketika volume pengunjung meningkat secara drastis. 

Di masa liburan Idulfitri lalu, Pantai Tanjung Jumlai menjadi destinasi paling ramai dengan ribuan pengunjung per hari, mayoritas dari luar daerah seperti Paser, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU]