Kaltimtoday.co, Samarinda - Selain pemindahan ibu kota negara (IKN), masyarakat Samarinda juga ramai memperbincangkan pemindahan pusat kota. Beberapa waktu lalu, Pemkot Samarinda telah mengkaji secara geografis mengenai lokasi pusat kota yang baru. Pilihan pemindahan pusat kota pun mengerucut pada tiga lokasi, yaitu Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran, Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan, serta Kelurahan Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara.

Menanggapi hal ini, anggota DPRD Samarinda Syamsuddin mengatakan, jika dilihat dari perspektif geografis, maka pusat kota Samarinda lebih layak dipindahkan ke Palaran.

"Kalau saya ya, berpikir rasional saja bahwa Samarinda lebih cocok pindah ke Palaran, sebab lahannya masih banyak yang kosong," ungkap Syamsuddin di ruang komisi III, Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Jumat (25/10/2019).

Menurutnya, banjir di Palaran tidak separah di Samarinda, karena semakin hari banjir tidak dapat dibendung dan belum ditemukan solusinya.

Palaran, kata Syamsuddin merupakan gerbang utama dalam menyambut IKN (ibu kota negara) dan setidaknya akses infrastruktur juga telah mendukung Palaran lebih ideal untuk menjadi pusat kota Samarinda yang baru.

"Apalagi Palaran itu sudah dibangun pelabuhan, jalan tol, maka akses transportasi industri pun sudah terbuka lebar," ujar politisi PKB tersebut.

Sebagai warga Samarinda Utara dan anggota dewan dari dapil 5, serta lebih dekat dengan bandara, Syamsuddin berpikir bisa saja pusat kota baru dipindahkan ke Sungai Siring, namun banjir masih menjadi kendalanya.

Kata Syamsuddin lebih lanjut, demi pemerataan pembangunan maka lokasi Palaran tepat dijadikan ibu kota Samarinda yang baru.

"Memang masyarakat butuh pembangunan infrastruktur yang merata, menyentuh ke semua orang. Demi kebangkitan ekonomi warga, maka Palaran lah yang lebih pas untuk dijadikan ibu kota Samarinda yang baru," tutup Syamsuddin.

[SDH | RWT | ADV]