Nasional
Kadar Bromat di Bawah Ambang Batas, Le Minerale Pastikan Aman Dikonsumsi
Kaltimtoday.co, Jakarta - Influencer dan content creator, Gerald Vincent menjadi perhatian publik usai menyebarkan informasi palsu bahwa AMDK Le Minerale mengandung senyawa Bromat melewati batas yang diperbolehkan. Sementara, Gerald melindungi level kandungan Bromat di AMDK Aqua dengan tak menyebut brand tersebut.
Hal yang sama dilakukan oleh akun Instagram @sehataqua dengan cepat memasang iklan yang menyatakan bahwa "produk Aqua aman dari Bromat". Postingan tersebut juga tampak sebagai tanggapan terhadap postingan data laboratorium dari pesaing mereka, @le_mineraleid, yang telah dipublikasikan setengah hari sebelumnya.
View this post on Instagram
Namun, berdasarkan data dari laboratorium yang diakreditasi oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBIA) di bawah Kementerian Perindustrian, hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Hasil perbandingan data Bromat antara PT Tirta Investama (Danone Aqua) dan PT Tirta Fresindo Jaya (Le Minerale) menunjukkan bahwa kandungan Bromat dalam air minum Aqua sebenarnya dua kali lipat lebih tinggi dari Le Minerale, yaitu sebesar 0,8 parts per billion (ppb) atau 0,0008 mg/L. Sementara, kandungan Bromat pada Le Minerale jauh di bawahnya, hanya sebesar 0,4 ppb atau 0,0004 mg/L.
“Dengan demikian, kami ingin menekankan bahwa Le Minerale aman untuk dikonsumsi. Keselamatan dan konsistensi kadar Bromat yang terjaga menunjukkan komitmen kami untuk menyediakan produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar keamanan dan kesehatan,” lanjut manajemen Le Minerale.
Batas aman kandungan Bromat yang ditoleransi menurut pedoman Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah 10 ppb atau 10 mikrogram/L.
“Secara berkala, Le Minerale menjalani uji kadar Bromat setiap enam bulan melalui satu-satunya lembaga terakreditasi untuk uji bromat, BBIA. Uji laboratorium terakhir dilakukan pada Desember 2023, dan hasilnya menunjukkan bahwa kadar Bromat dalam Le Minerale tetap konsisten,” urai pihak manajemen lagi.
Klaim palsu berdasarkan informasi tidak akurat yang disebarkan oleh Gerald Vincent segera terbukti sebagai hoaks. Kemenkominfo pun tidak butuh waktu lama untuk menandai Gerald Vincent sebagai penyebar konten bohong dan memasang stempel hoaks di laman web kementerian tersebut. “(HOAKS) Kadar Bromat Produk Le Minerale di Atas Ambang Batas Sebabkan Tumor dan Kanker,” tulis Kemenkominfo.
Hampir bersamaan dengan tindakan tersebut, pihak Le Minerale juga mempublikasikan data resmi mengenai kandungan Bromat pada produk AMDK mereka yang telah diakreditasi oleh laboratorium BBIA di akun IG @le_mineraleid. Lucunya, hanya setengah hari kemudian, manajemen Danone Aqua juga mengikuti langkah Le Minerale dan membagikan data angka Bromat dari laboratorium BBIA di akun IG @sehataqua.
Perbandingan langsung antara kedua data ini langsung menarik perhatian netizen. Dari perbandingan tersebut, terlihat bahwa kandungan Bromat di Aqua sebenarnya dua kali lipat lebih tinggi dari Le Minerale, yaitu 0,8 ppb dibandingkan dengan 0,4 ppb. Perbandingan ini juga mengungkap manipulasi data yang dilakukan oleh Gerald Vincent.
Langkah yang diambil oleh Aqua ini pun tidak luput dari perhatian netizen. “Wah, Aqua dari market leader jadi follower,” seru seorang netizen.
Alih-alih reputasinya terpuruk, reputasi Le Minerale justru mengalami peningkatan yang positif akibat informasi palsu yang dilakukan oleh Gerald Vincent tersebut.
Tak hanya itu, hoaks mengenai Bromat yang disebar oleh Gerald Vincent juga ditanggapi oleh Profesor Zullies Ikawati, pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurutnya, Bromat adalah produk yang terbentuk saat air minum didesinfeksi menggunakan proses ozonisasi. Bromat dapat terbentuk ketika ozon yang digunakan untuk mendesinfeksi air minum bereaksi dengan Bromida alami yang terdapat di sumber air.
Penjelasan asal-asalan dari seorang content creator bahwa kandungan Bromat ditandai dengan rasa manis tidaklah tepat.
Penjelasan asal-asalan si content creator bahwa kandungan Bromat ditandai dengan rasa agak manis, menurutnya tentu saja tidak tepat.
“Itu sebenarnya adalah tidak benar, karena bromat itu tidak berasa,” kata Prof. Zullies.
Dalam menghadapi isu tentang kandungan Bromat dalam air minum kemasan, publik diingatkan untuk lebih mempercayai laboratorium resmi yang telah diakreditasi daripada pembuat konten atau influencer yang hanya mencari keuntungan finansial tanpa mempertimbangkan konsekuensi hukum dari perbuatannya.
Prof Zullies mengajak masyarakat agar berhati-hati dalam menerima informasi dan tidak langsung mempercayai sumber tersebut, tanpa melakukan pengecekan dan verifikasi pada pakar atau ahli.
“Kembali ke isu yang rame tentang bromat pada salah satu produk air minum dalam kemasan, sudah dipastikan adalah hoaks. Selanjutnya, please be smart ya jika mendapat postingan-postingan serupa. Jika benar ada data laboratorium yang ditampilkan, pastikan sumbernya valid, apakah dari lab yang terakreditasi, laboratoriumnya dari mana,” kata Prof Zullies.
“Jangan langsung percaya dan menyebarkannya lagi, tanyakan pada yang dirasa lebih ahli,” saran Prof Zullies.
Menyebar hoaks secara sepihak dan melindungi produk yang dilindunginya sambil menjelekkan produk pesaing, dengan data manipulatif pula, adalah sebuah kesengajaan yang bisa berdampak hukum. Padahal, data angka Bromat dalam air minum Aqua yang disembunyikannya jauh tinggi hingga dua kali lipat dibanding produk Le Minerale.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.