Kaltimtoday.co, Tenggarong - Di tengah perubahan pola hidup masyarakat pedesaan, sekelompok anak muda di Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kutai Kartanegara (Kukar), memilih jalannya sendiri. Mereka bersepakat bahwa bertani tak harus identik dengan lumpur dan cangkul. Dari semangat itu lahirlah gerakan pertanian modern berbasis hidroponik.

Gerakan tersebut dimotori oleh kelompok pemuda Agro Grain Mandiri, yang kini menjadi pionir pertanian urban di pedesaan. Dengan modal kreativitas dan dukungan pemerintah desa, mereka berhasil mengubah pekarangan sempit menjadi kebun produktif yang menghasilkan berbagai sayuran seperti pakcoy, sawi, dan selada air.

Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, mengapresiasi langkah inovatif para pemuda desanya. Ia menilai semangat itu menjadi bukti bahwa ketahanan pangan bisa diperkuat lewat cara-cara baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Anak-anak muda di sini luar biasa. Mereka tidak hanya menanam, tapi juga belajar bagaimana memasarkan hasilnya. Ini contoh nyata bahwa pertanian bisa tetap keren di era modern,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari PT Gunung Bayan Pratama, yang berkontribusi lewat program CSR dalam penyediaan sarana hidroponik dan pelatihan bagi anggota kelompok. Kolaborasi ini mempercepat proses belajar dan memperkuat kapasitas para petani muda.

Berkat pendampingan tersebut, hasil panen hidroponik mulai merambah pasar sekitar. Produk sayuran segar dari Kota Bangun III kini dikenal karena kualitas dan kebersihannya.

Lilik berharap inisiatif ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kukar untuk berani keluar dari pola lama. “Hidroponik ini bukan hanya tentang menanam, tapi tentang mengubah cara berpikir. Bahwa bertani bisa dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja,” pungkasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR]