Kaltimtoday.co, Berau - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau mengantisipasi hama wereng hijau penyebab virus tugro pada padi. Virus tersebut menyebabkan padi menjadi kerdil dan berdampak gagal panen.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan melakukan penyemprotan cairan anti hama dan virus. Baru-baru ini dilakukan secara serentak oleh kelompok tani di Kampung Semurut, Kecamatan Tabalar.

Pejabat Pengendali Organisme Pengganggu, Bambang Sujatmiko menyatakan, deteksi dini sudah disampaikan jauh hari kepada petani. Mereka harus melakukan itu karena cuaca lembab dengan intensitas hujan rendah.

"Laporan dari petugas di lapangan, untuk di Kampung Buyung Buyung Kecamatan Tabalar ada 100 kasus tungro. Dengan lima hektare sawah yang terserang hama Sementara yang kita waspadai sekitar 20 hektare," katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/7/2024).

Lanjut Bambang, bahan pengendali sudah dipersiapkan oleh pendamping petani dari DTPHP. Yang nantinya akan ditentukan kadar dosisnya, disesuaikan dengan luasan sawah yang terserang hama. Sehingga cairan tersebut tidak berpengaruh pula terhadap tumbuhnya padi.

Kata dia, sebagai bahan pangan utama. Maka komoditi padi yang menjadi fokus utama pihaknya. Sebelum berlanjut ke tanaman pangan lainnya, terlebih di musim gadu yang dianggap paling banyak tantangannya.

Musim tanam yang tidak ada pengairannya dan mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Musim tanam gadu ini dimulai pada April sampai Juli.

Untuk sentra padi di Kabupaten Berau disebutkan Bambang berada di Kampung Buyung Buyung dan Semurut di Kecamatan Tabalar dengan luasan sawah lebih 400 hektare.

"Itu yang kita amankan sehingga produksi petani tetap stabil," katanya.

Sasaran selanjut pihaknya adalah Kampung Merancang Ilir dan Melati Jaya di Kecamatan Gunung Tabur, yang telah dilaporkan adanya serangan virus tungro.

[MGN | RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp