Advertorial

Dorong Semangat Inklusivitas, KPU Bontang Libatkan Kawan Difabel dalam Simulasi Pemungutan Suara

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 13 November 2024 12:32
Dorong Semangat Inklusivitas, KPU Bontang Libatkan Kawan Difabel dalam Simulasi Pemungutan Suara
Koordinator Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Bontang, Acis Maidy Muspa kala menjelaskan tata cara pemilihan di TPS di hadapan anggota Forkopimda Bontang. (Fitri Wahyuningsih/Kaltim Today)

Kaltimtoday.co, Bontang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar simulasi pemungutan suara pemilihan wali kota Bontang dan gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) di halaman Kantor KPU Bontang, Jalan Awang Long, Rabu (13/11/2024) pagi. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dalam simulasi ini, KPU Bontang juga melibatkan kawan-kawan difabel. 

Koordinator Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Bontang, Acis Maidy Muspa menjelaskan, keterlibatan kawan difabel jauh lebih besar dalam Pemilu tahun ini. Mereka bukan saja terlibat sebagai calon pemilih, pun sebagai penyelenggara pemilihan. Sebelumnya, dalam proses seleksi Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS), KPU telah berkoordinasi dengan Inbis Permata Bunda dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (LPPDI) untuk meminta data kawan difabel Bontang yang berpotensi mengikuti seleksi KPPS.

"Pemilihan sebelumnya memang ada [kawan difabel] yang terlibat sebagai anggota KPPS, tapi tidak banyak. Mungkin satu orang. Sekarang keterlibatannya lebih besar. Di Kelurahan Bontang Barat, Selatan, dan Utara, ada," kata Acis kala disambangi di sela simulasi pemilihan, Rabu (13/11/2024) pagi.

"Dalam simulasi ini juga ada mas Rizky. Beliau difabel yang cukup dikenal di Bontang. Mereka [kawan difabel] sudah bisa berperan dalam aktivitas pemilihan, sesuai dengan kemampuannya sebagai penyelenggara."

Acis bilang keterlibatan kawan difabel ini untuk mendorong pemilihan yang semakin inklusif. Selain melibatkan lebih banyak kawan difabel, denah Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga diatur ramah untuk semua. Misalnya, KPU telah menyediakan dua bilik khusus difabel, yang mana ukurannya lebih rendah dari bilik umum. Juga berjarak sekitar 1 meter dari bilik umum. Ini untuk memudahkan kawan difabel fisik yang menggunakan kursi roda untuk melakukan pemilihan.

"Kami setting TPS ini untuk memudahkan teman-teman difabel. Pun kalau misalnya masih diperlukan bantuan saat proses pemilihan, ada KPPS yang siap membantu," bebernya.

Lebih jauh Acis menjelaskan, simulasi pemilihan ini perlu dilakukan agar pemilih tidak bingung bagaimana tata cara pemilihan. Pun bagi penyelenggara ini penting agar mereka bisa tahu apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan demi kelancaran pemilihan pada 27 November mendatang.

Adapun, berdasarkan simulasi pemilihan ini, sebelum memilih, warga bisa mengecek namanya lebih dulu apakah sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau belum. Ketika mulai memasuki lokasi pemilihan, petugas ketertiban TPS akan memeriksa C Pemberitahuan dan KTP warga. Bila sudah selaras, warga diarahkan ke KPPS 4 dan 5 untuk kembali dicek namanya, setelah itu  diarahkan ke kursi tunggu. 

Khusus untuk pemilih prioritas, mereka akan diarahkan ke tempat tunggu prioritas dan diarahkan memilih lebih dulu bila kondisi memungkinkan. Pemilih prioritas ini ialah warga berusia lanjut usia (lansia).

Setelah menunggu, nama warga dipanggil ketua KPPS untuk mengambil dua jenis surat suara. Merah untuk pemilihan gubernur. Biru untuk wali kota. Setelahnya, warga menuju bilik suara. Adapun selama di bilik suara, warga dilarang membawa ponsel apalagi melakukan dokumentasi.

"Tidak boleh bawa handphone, mengambil apalagi mempublikasi kegiatan selama di bilik suara. Itu bisa disanksi pidana," tegasnya.

Setelah memilih, warga menuju KPPS 6 untuk memasukkan surat suara yang sudah dicoblos. Kotak suara putih corak merah untuk surat suara pemilihan gubernur. Kotak suara putih corak biru untuk wali kota. Setelah itu, warga mencelupkan tangan ke tinta, untuk menandai bahwa proses pemilihan sudah rampung dilakukan.

"Nanti diupayakan harus kena sampai kuku. Karena kalau cuma bagian dalam jari, itu gampang hilang. Kalau sampai kena kuku jari, bisa tahan 3-4 hari," tandasnya.

[RWT | ADV KPU BONTANG]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya