Kaltimtoday.co - Media sosial belakangan ini dipenuhi dengan simbol warna brave pink, hero green, dan resistance blue. Fenomena ini bukan hanya tren estetika digital, tetapi juga menjadi bahasa visual perjuangan rakyat dalam menyuarakan aspirasi dan menentang ketidakadilan.

Setiap warna memiliki arti yang kuat dalam gerakan sosial masyarakat:

1. Brave Pink: Keberanian dalam Kelembutan

Simbol brave pink lahir dari aksi seorang ibu berjilbab merah muda yang berani menghadapi aparat saat demonstrasi pada 28 Agustus 2025.

Meski identik dengan kelembutan, warna pink kini menjadi ikon keberanian sipil, menegaskan bahwa semangat perjuangan tidak dibatasi oleh gender maupun usia. Brave pink menggambarkan keberanian rakyat menyuarakan aspirasi secara damai.

2. Hero Green: Solidaritas dan Harapan

Hero green terinspirasi dari jaket hijau pengemudi ojek online, yang kemudian menjadi simbol setelah tragedi menimpa Affan Kurniawan—seorang driver ojol yang meninggal tertabrak kendaraan aparat saat aksi protes.

Warna hijau ini mencerminkan solidaritas yang lahir dari luka sekaligus harapan untuk menegakkan keadilan. Hero green menjadi pengingat bahwa kepedulian masyarakat dapat tumbuh bahkan dari peristiwa memilukan.

3. Resistance Blue: Tanda Darurat Demokrasi

Resistance blue pertama kali digunakan pada Agustus 2024 dalam kampanye Darurat Demokrasi sebagai bentuk penolakan terhadap revisi UU Pilkada yang dianggap melemahkan demokrasi.

Kini, warna biru tua tersebut kembali hadir sebagai lambang perlawanan rakyat terhadap kesewenang-wenangan kekuasaan, mulai dari DPR, aparat, hingga presiden.

Fenomena warna ini tidak hanya marak di dunia maya. Banyak warganet yang mengganti foto profil dengan nuansa pink, hijau, atau biru sebagai bentuk dukungan.

Berbagai filter digital juga bermunculan, membuat masyarakat lebih mudah mengekspresikan solidaritas. Hal ini menunjukkan bahwa warna dapat menjadi alat komunikasi politik sederhana namun efektif dalam menyampaikan pesan perjuangan.

Tuntutan Rakyat 17+8

Di balik gerakan warna tersebut, terdapat 17+8 Tuntutan Rakyat yang ditujukan kepada berbagai lembaga negara, di antaranya:

• Untuk Presiden Prabowo: membentuk tim investigasi independen terkait kasus kekerasan aparat, serta menghentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil.
• Untuk DPR: membebaskan seluruh demonstran tanpa kriminalisasi, mengadili aparat yang melakukan kekerasan, dan menghentikan tindak represif polisi.
• Untuk Partai Politik: membatalkan kenaikan gaji DPR, transparansi anggaran, serta mendorong KPK menelusuri harta bermasalah.
• Untuk Polri & TNI: menghentikan pelanggaran HAM, kembali ke fungsi sesuai mandat, serta membangun dialog terbuka dengan rakyat.
• Untuk Sektor Ekonomi: menjamin upah layak bagi guru, tenaga kesehatan, buruh, hingga mitra ojol, serta mencegah PHK massal.

Selain itu, ada delapan agenda reformasi sistemik, seperti reformasi DPR, penguatan KPK, perbaikan sistem perpajakan, serta kembalinya TNI ke barak tanpa pengecualian.

[RWT]