Kaltimtoday.co - Survei terbaru yang dilakukan oleh LSI Denny JA (Lembaga Survei Indonesia Denny JA) mengungkapkan bahwa dukungan dari pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (bacapres) tercatat sebagai yang paling rendah dalam koalisi. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka pada rentang waktu 1-8 Agustus 2023.

Berdasarkan data survei, PKB memiliki basis dukungan sebesar 6,6 persen. Namun, hanya 38,5 persen dari basis tersebut yang menyatakan mendukung Prabowo Subianto.

"PKB sendiri di antara partai-partai koalisi lain memiliki dukungan yang paling rendah terhadap Pak Prabowo, dengan hanya 38,5 persen yang menyatakan mendukungnya. Dukungan ini berada di bawah angka 40 persen," ungkap Ade Mulyana, peneliti dari LSI Denny JA, dalam paparannya secara daring pada Rabu.

Di sisi lain, partai politik lain yang mengusung Prabowo memiliki persentase dukungan yang lebih tinggi. Partai Gerindra memiliki basis dukungan sebesar 15,7 persen, dengan 86,4 persen dari basis tersebut menyatakan mendukung Prabowo Subianto.

Sementara Partai Golkar memiliki basis dukungan sebesar 12,7 persen, dengan 65,6 persen dari basis tersebut memberikan dukungan kepada Prabowo sebagai calon presiden.

Partai Amanat Nasional (PAN) memiliki basis dukungan sebesar 4 persen, dan 48,9 persen dari basis tersebut menyatakan dukungan untuk Prabowo Subianto.

Berdasarkan analisis dari data survei ini, dapat disimpulkan bahwa dukungan yang diberikan oleh pendukung PKB kepada Prabowo Subianto jauh lebih rendah dibandingkan dengan pendukung partai lain dalam koalisi.

"Apakah jika dibandingkan dengan tiga partai koalisi lainnya, pendukung dari PKB ini jelas memiliki dukungan yang lebih rendah terhadap Pak Prabowo," jelas Ade Mulyana.

Dalam survei ini, LSI Denny JA mewawancarai responden secara tatap muka dalam rentang waktu 1-8 Agustus 2023. Metodologi pengambilan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1200. Survei memiliki margin of error kurang lebih sekitar 2,9 persen.