Internasional

WHO Sebut Tidak Ada Vaksinasi Corona hingga Pertengahan 2021

Kaltim Today
05 September 2020 12:28
WHO Sebut Tidak Ada Vaksinasi Corona hingga Pertengahan 2021
Juru Bicara WHO, Margaret Harris. (Foto: Berita Satu)

Kaltimtoday.co - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan, tidak dapat mengharapkan vaksinasi virus Corona hingga pertengahan 2021. Hal ini disampaikan oleh juru bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers virtual di Jenewa, Jumat (4/9/2020).

"Kami tahu setidaknya enam hingga sembilan (kandidat vaksin) yang telah melalui jalan panjang penelitian. (Bagaimanapun) menilik linimasa yang realistis, kita belum bisa benar-benar berharap untuk bisa melakukan vaksinasi secara luas hingga pertengahan tahun depan," kata Margaret Harris.

Margaret melanjutkan, sejauh ini, tak satu pun dari calon vaksin dalam uji klinis lanjutan yang menunjukkan kemanjuran pada tingkat setidaknya 50% yang diminta oleh WHO.

Sebelumnya, Rusia memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin Covid-19 pada Agustus lalu setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia, mendorong beberapa ahli dari Barat untuk mempertanyakan keamanan dan kemanjurannya.

Dilansir dari CNN, dalam prosedur normal, tahap pengujian vaksin membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk memverifikasi hingga kandidat vaksin dinyatakan aman dan efektif.

Kandidat vaksin harus melewati proses dan prosedur panjang hingga dinyatakan aman dan manjur untuk mengobati suatu penyakit. Namun, peningkatan kasus Covid-19 yang cepat menimbulkan desakan kebutuhan vaksin sesegera mungkin.

Dari sini timbul kekhawatiran bahwa karena desakan kebutuhan, tingkat keamanan dan kemanjuran atau efektivitas vaksin lebih rendah daripada yang seharusnya. Beberapa perusahaan farmasi menekankan pentingnya mematuhi norma pengujian tinggi, tidak ambil jalan pintas alias melenceng dari standar apalagi terburu-buru membawa vaksin ke publik.

WHO menyebut, hingga kini ada sebanyak 34 kandidat vaksin di seluruh dunia dalam berbagai tahap uji klinis pada manusia. Di samping itu juga terdapat 142 kandidat vaksin yang masih dalam evaluasi praklinis.

Sementara itu Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO berkata, organisasi bekerja sama dengan para ahli dari berbagai negara. BPOM AS, FDA termasuk yang digandeng untuk memperjelas kriteria kandidat vaksin yang aman dan manjur.

"Kami ingin melihat vaksin yang setidaknya 50 persen manjur, lebih baik jika lebih tinggi," ujarnya.

Aliansi vaksin WHO dan GAVI memimpin rencana alokasi vaksin global yang dikenal sebagai COVAX yang bertujuan untuk membantu membeli dan mendistribusikan vaksin secara adil. Fokusnya adalah memvaksinasi orang-orang yang paling berisiko tinggi di setiap negara seperti petugas kesehatan.

COVAX bertujuan untuk mendapatkan dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui pada akhir 2021, tetapi beberapa negara yang telah mengamankan pasokan mereka sendiri melalui kesepakatan bilateral, termasuk Amerika Serikat, mengatakan mereka tidak akan bergabung.

[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya