Internasional

Apa yang Terjadi Apabila Biden Mundur dari Pemilihan Presiden?

Network — Kaltim Today 21 Juli 2024 05:54
Apa yang Terjadi Apabila Biden Mundur dari Pemilihan Presiden?
Presiden Amerika Serikat, sekaligus calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden. (Sumber: Facebook Joe Biden)

WASHINGTON, Kaltimtoday.co - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dilaporkan semakin mempertimbangkan mundur sebagai calon presiden untuk pemilihan mendatang. Sejumlah anggota Partai Demokrat secara terbuka menyatakan kekhawatiran mereka bahwa peluang Biden untuk menang dalam pemilu November semakin berkurang. Selain itu, beberapa donor utama kampanyenya enggan untuk terus memberikan dana. Namun, hingga hari Jumat, 9 Juli 2024, tidak ada indikasi apa pun bahwa ia akan mundur.

“Dia tetap mencalonkan diri dan bertekad menang. Dia adalah bakal calon kuat – tidak ada rencana untuk calon alternatif,” kata Dan Kanninen, direktur kampanye Biden, dalam sebuah pernyataan.

“Sudah saatnya kita berhenti berdebat satu sama lain. Satu-satunya orang yang menang saat kita bersitegang adalah Donald Trump."

Jika Biden mundur, Partai Demokrat harus cepat mengambil keputusan mengenai penggantinya dan bagaimana mekanismenya. Skenario yang paling mungkin adalah Biden mengajukan kandidat alternatif dan meminta delegasi untuk mengalihkan semua suara mereka kepada kandidat alternatif ini pada Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago, Illinois, bulan depan.

Biasanya, delegasi konvensi memilih kandidat yang memenangkan pemilihan pendahuluan atau kaukus di negara bagian masing-masing. Hampir seluruh delegasi Partai Demokrat yang berjumlah 3.896 orang mendukung Biden setelah ia memenangkan hampir semua pemilihan pendahuluan dan kaukus. Namun, “janji” tersebut dapat diubah berdasarkan peraturan DNC yang mengizinkan “niat baik” untuk menentukan keputusan delegasi. Wakil Presiden Kamala Harris adalah pilihan logis untuk menyatukan suara delegasi karena sudah berada di urutan pertama dalam daftar suksesi presiden, dan sebagai bagian dari pasangan Biden-Harris, secara finansial menjatuhkan pilihan padanya adalah hal yang paling masuk akal.

Berdasarkan aturan pendanaan, Harris berhak membelanjakan dana kampanye Biden-Harris, senilai $91 juta menurut laporan terakhir pada bulan Juni. Sebanyak 58 persen anggota Partai Demokrat berpendapat Harris akan menjadi presiden yang baik, menurut jajak pendapat dari Pusat Penelitian Urusan Publik, AP-NORC. Tiga puluh persen masyarakat berpendapat ia akan menjadi presiden yang baik, dan empat puluh tiga persen orang dewasa mempunyai pendapat positif tentangnya, termasuk 74 persen dari Partai Demokrat.

Namun, Partai Demokrat mungkin juga ingin menghindari kesan tidak demokratis dengan secara otomatis menobatkan Harris sebagai penerus Biden dan akan mengadakan semacam pemilihan.

Konvensi Terbuka

Partai dapat mengadakan konvensi terbuka dan memilih calon dari beberapa kandidat yang dianggap paling bisa memenangkan pemilu, termasuk Gubernur California Gavin Newsom, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro, atau Gubernur Michigan Gretchen Whitmer. Konvensi terbuka bisa menyulut perpecahan dan menjadi proses yang penuh gejolak, sesuatu yang ingin dihindari oleh Partai Demokrat dua bulan menjelang pemilu. Mencalonkan orang lain selain Harris juga dapat memicu kemarahan perempuan kulit hitam, yang merupakan kelompok inti pendukung partai.

Intinya, jika presiden mengundurkan diri, Partai Demokrat harus segera menentukan siapa yang menggantikan Biden dan siapa yang kemungkinan akan memenangkan pemilu, kata Larry Sabato, direktur Pusat Politik Universitas Virginia.

“Dan harus orang yang sama,” katanya dikutip dari VOA. “Apakah mereka dapat melakukannya dalam waktu yang tersedia – yaitu sebulan – itu akan jadi pertanyaan lain."

Partai Demokrat juga harus memutuskan siapa yang akan menjadi cawapres, sebuah proses yang dapat menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di dalam partai.

Pada kesempatan terpisah, Biden mengatakan bahwa yang bisa membuatnya mundur adalah hasil jajak pendapat yang buruk, atau jika ada “kondisi medis yang tidak memungkinkan,” atau jika “Tuhan Yang Maha Kuasa menyuruh” dia untuk berhenti.

Presiden Biden masih menjalani isolasi di rumahnya di Delaware setelah diagnosis COVID awal pekan ini.

[TOS | VOA]


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya