Opini

Berkunjung ke Salamander Captive Breeding Austin, Belajar Hal Besar dari ”Imutnya” Salamander

Kaltim Today
08 Agustus 2023 14:57
Berkunjung ke Salamander Captive Breeding Austin, Belajar Hal Besar dari ”Imutnya” Salamander

Oleh: Muhammad Wahdini (Warga Balikpapan, Peserta YSEALI Environmental Sustainability Professional Program)

Di satu sharing session, tiap peserta YSEALI diminta pendapatnya soal apa yang telah dipelajari dari studi tiru yang dilakukan selama 4 hari di Austin, Texas, Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu. 

Saya mendapatkan kesempatan kedua untuk berbicara, saya bilang begini, "Yang mengagumkan adalah saat Kota Austin memberikan perhatian besar pada hal atau sesuatu yang kecil, yang mungkin bagi sebagian orang sesuatu yang sepele, yaitu perlindungan terhadap Salamander." 

Ya, Salamander. Binatang air kecil seukuran satu jengkal tangan atau 7 cm. Bentuk tubuhnya sekilas seperti cicak, kulitnya tembus pandang dan terkadang terlihat warna kuning, orange, dan ungu. Yang mencolok adalah insang berwarna merah muda yang keluar seperti tanduk dari lehernya. 

Ada tiga spesies Salamander yang hanya hidup di perairan Kota Austin, yaitu Barton Springs Salamander, Austin Blind Salamander, dan Jollyville Plateu Salamander. Kedua jenis salamander yang disebutkan di awal hanya hidup di Barton Springs, sebuah kolam renang dari mata air alami seluas tiga hektar, sepanjang seperdelapan mil dan menjadi tempat berenang bagi warga sepanjang tahun. 

Karena hidup di area kolam yang diakses publik, habitatnya terancam punah akibat dampak pembangunan, kualitas air buruk, dan metode pembersihan agresif yang digunakan di Barton Spring Pool. 

Setelah melalui proses penelitian, pertarungan hukum, dan keputusan politik yang panjang, akhirnya Salamander ditetapkan ke dalam daftar spesies terancam punah pada tahun 1997 setelah 7 tahun diajukan. Kepentingan para pengembang atau pengusaha dan juga politisi adalah, mereka khawatir jika Salamander ditetapkan jadi spesies terancam punah maka pembangunan di Kota Austin akan terhambat. 

Tapi Pemerintah Kota Austin tetap pada keputusannya, malah setahun kemudian, membuat fasilitas penangkaran Salamander untuk mempertahankan populasi penangkaran Barton Spring Salamander yang layak. Kota juga menunjuk ahli biologi, dan mendedikasikan minimal $20.000 setiap tahun untuk pengembangan dan pemeliharaan program penangkaran. 

Fasilitas penangkaran salamander yang kami datangi tersebut berada di Austin Science & Nature Center Salamander. Bangunannya tidak terlalu besar, di dalamnya tersusun rak-rak dengan akuarium kecil yang berisi Salamander. 

Kami disambut antusias oleh Dee Ann Chamberlain, seorang ahli biologis Aquatik yang menasbihkan hidupnya untuk meneliti Salamander. Dia bercerita panjang tentang Salamander, pola hidup, dan berkembang biak, dan terakhir, ia menunjukkan kepada kami Salamander tertua yang di penangkaran, umurnya 25 tahun.

Kami pikir, ia akan ditempatkan pada aquarium yang lebih besar ketimbang Salamander yang usianya lebih muda. Tapi pikiran itu keliru, ketika kami lihat binatang itu dari dekat, ia masih seperti salamander pada umumnya, tubuhnya tak besar signifikan walaupun hidup lebih lama, tapi hanya mungkin lebih panjang 1-3 cm saja. 

Saya langsung membatin, untuk mengurusi binatang sekecil ini, pemerintah memberikan perhatian yang besar, menggelontorkan uang yang tak sedikit, dan membuat pusat penangkaran agar habitat Salamander tetap terjaga dan tak punah. 

Langkah ini menunjukkan keberpihakan yang nyata terhadap perlindungan alam dan lingkungan di tengah desakan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dan kali ini, setidaknya, lingkungan menang, dan itu dimulai dari hal kecil. Dari Salamander.(*)


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya