Kaltimtoday.co, Samarinda - Masyarakat Samarinda dihebohkan dengan keberadaan delman di sekitar Masjid Baitul Muttaqien (Islamic Centre). Transportasi tradisional berupa kereta yang ditarik oleh kuda tersebut menarik perhatian warga Samarinda. Hal tersebut pun sontak membuat warga bergantian ingin mencicipi objek wisata baru tersebut.

Merespons fenomena tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda angkat bicara. Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani menyampaikan ketidaksetujuannya atas keberadaan delman tersebut.

“Ini bukan niat mengganggu rezeki orang. Tapi ada sejumlah aspek yang saya soroti,” tegas perempuan yang kerap disapa Yama tersebut.

Pertama, tentu saja penggunaan kuda sebagai alat transportasi yang semestinya tidak lagi ada ditengah era modern seperti ini. Yama mengkhawatirkan kondisi kesehatan kuda yang digunakan untuk menarik kereta berisikan penumpang manusia.

 

View this post on Instagram

 

Sebuah surat mengatasnamakan Gubernur Kaltim Isran Noor beredar di sejumlah perusahaan di Kaltim. Surat tertangggal 9 November 2020 yang ditujukan kepada Pimpinan Direksi Perusahaan itu, dipastikan palsu. Kepada masyarakat yang menerima surat dengan diimbau tidak melayani dan jika menemukan ada yang mengantar segera untuk diamankan untul proses hukum. #kaltim #samarinda #isrannoor

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co) on Nov 9, 2020 at 4:01am PST

“Pertama makanan kuda, kedua saya khawatir melihat tingginya animo masyarakat untuk mencoba naik delam justru membuat tenaga kuda tersebut di forsir habis-habisan. Jangan sampai ada cerita kuda-kuda itu kerja nonstop,” tukasnya.

Selain itu, Yama juga khawatir terhadap kebersihan daerah sekitar lokasi delman. Mengingat kuda-kuda yang ada bisa saja buang air kecil, dan besar sembarangan, yang dikhawatirkan justru menganggi aktivitas masyarakat di sekitar lokasi.

“Kecuali pemilik delman bisa berkomitmen mengurus kotoran dari hewan-hewan milik mereka,” imbuhnya.

Yama menyarankan agar wisata dengan melibatkan hewan terpusat di salah satu lokasi saja. Seperti misalnya Kebun Raya Samarinda, atau lokasi-lokasi lain yang representatif bagi kehidupan para hewan.

Dia mengingatkan bahwa sepeti manusia, hewan juga memerlukan istirahat yang cukup, serta makanan yang layak dan perlakuan yang baik.

[KA | NON | ADV DPRD KUKAR]