Advertorial

Investasi di Bontang Meningkat, Wali Kota Dorong SDM Lokal Lebih Kompetitif

Kaltim Today
20 Maret 2025 09:41
Investasi di Bontang Meningkat, Wali Kota Dorong SDM Lokal Lebih Kompetitif
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni.

Kaltimtoday.co, Bontang - Pertumbuhan investasi di Kota Bontang terus menunjukkan tren positif. Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang berharap peningkatan ini juga berkontribusi pada peningkatan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) lokal.

Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), nilai investasi sepanjang 2024 mencapai Rp2,7 triliun, naik 12,97 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun, meskipun investasi bertumbuh, tingkat pengangguran di Bontang masih menjadi tantangan besar. Kota ini mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Kalimantan Timur, yakni 7,41 persen.

Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan bahwa penurunan angka pengangguran menjadi salah satu prioritas utama pemerintahannya. Upaya ini sudah dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Rekrutmen dan Penempatan Tenaga Kerja, yang mewajibkan perusahaan di Bontang untuk mempekerjakan minimal 75 persen tenaga kerja lokal.

Namun, dalam implementasinya, regulasi ini masih menghadapi berbagai kendala. Banyak investasi besar di Bontang bergerak di sektor industri kimia, seperti pembangunan Pabrik Soda Ash, yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus.

“Kita sudah memiliki aturan yang jelas, tetapi kesiapan tenaga kerja lokal masih menjadi tantangan. Banyak posisi yang membutuhkan keterampilan khusus yang belum banyak dikuasai oleh tenaga kerja lokal, sehingga perusahaan masih merekrut pekerja dari luar,” ungkap Neni.

Mayoritas investasi di Bontang pada 2024 berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang mencapai Rp2,5 triliun. Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp200 miliar. Sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi menjadi penyumbang utama investasi dengan nilai Rp2,1 triliun.

Namun, meskipun investasi besar terus mengalir, serapan tenaga kerja masih jauh dari harapan. Dari total investasi Rp2,7 triliun, hanya 512 tenaga kerja lokal yang terserap, dengan rincian 475 pekerja dari PMDN dan 37 pekerja dari PMA.

“Investasi besar, tetapi serapan tenaga kerja masih rendah. Ini menjadi tantangan yang harus kita cari solusinya bersama,” tambah Neni.

Walikota Bontang juga mencermati perubahan pola industri yang semakin mengandalkan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), yang dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.

“Saya pernah mengunjungi pabrik bahan peledak di Norwegia dan hampir tidak menemukan pegawai karena semuanya sudah dioperasikan oleh robot. Ini tantangan yang harus kita hadapi ke depan,” ujarnya.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bontang telah menyiapkan berbagai program pendidikan berbasis teknologi. Beberapa di antaranya adalah pelatihan coding dan AI di sekolah-sekolah, serta penerapan konsep paperless school untuk membiasakan siswa dengan sistem digital.

“Ke depan, anak-anak Bontang harus siap bersaing di era digital. Kami ingin mereka memiliki keterampilan yang tidak hanya relevan di Bontang, tetapi juga bisa bersaing di tingkat nasional dan global,” tegas Neni.

Selain meningkatkan kualitas SDM, Pemkot Bontang juga berupaya menarik lebih banyak investasi yang berdampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan menyederhanakan proses perizinan dan meningkatkan infrastruktur kota.

“Kami tidak hanya ingin investasi besar, tetapi juga investasi yang membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Kepala DPMPTSP Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan ini. Pihaknya terus berkomitmen memberikan layanan perizinan yang cepat dan efisien untuk menarik lebih banyak investor.

“Kami terus mendorong kemudahan perizinan dan peningkatan infrastruktur guna mendukung investasi yang berkelanjutan. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengadakan pelatihan teknis bagi tenaga kerja lokal agar lebih siap bersaing di industri,” tutup Aspiannur.

Dengan tren investasi yang terus meningkat dan berbagai strategi yang telah disiapkan, diharapkan Kota Bontang dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif serta meningkatkan daya saing SDM di tingkat nasional maupun internasional.

[RWT | ADV]



Berita Lainnya