Kaltimtoday.co, Penajam - Harga gas elpiji ukuran 3 kg di sejumlah wilayah Penajam Paser Utara (PPU), melambung tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, elpiji bersubsidi tersebut dijual dengan harga Rp 50 ribu per tabung atau 2 kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah, yakni Rp 20 ribu-Rp 25 ribu. Melambungnya harga gas elpiji jenis melon dipicu akibat kelangkaan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU Thohiron menyoroti perilaku masyarakat yang masih suka membeli barang-barang bersubsidi. Padahal, keberadaan barang bersubsidi seperti elpiji jenis 3 kg, diperuntukan bagi masyarakat kurang mampu.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera tersebut menganggap kebiasaan masyarakat menyukai barang murah, berakibat terjadinya kelangkaan hingga menyebabkan harga melambung. Terlebih konsumen barang bersubsidi tidak hanya warga biasa tetapi juga masyarakat dengan kategori mampu.

“Ya memang fakta di lapangan, kondisi itu tidak bisa dihindari. Banyak orang mampu yang mengonsumsi barang-barang subsidi,” kata Thohiron, Rabu (28/9/22).

Anggota Komisi III DPRD PPU ini menilai, kesadaran masyarakat terkait peruntukan barang bersubsidi masih rendah. Sehingga, peruntukan barang bersubsidi tidak menjangkau sasaran. Menurutnya, seketat apapun peraturan tidak akan efektif tanpa ada kesadaran dari masyarakat.

“Andaikan masyarakat ini tertib, kesadaran ada, mungkin barang bersubsidi itu akan jatuh kepada orang yang memang layak mendapatkan subsidi,” ujarnya.

Pemerintah daerah sendiri sudah mengajukan tambahan kuota elpiji ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tahun ini, kuota elipiji melon wilayah PPU berkurang 85 tabung dari sekira 1.500 tabung yang diberikan Kementerian ESDM.

[YUD | RWT | ADV DPRD PPU]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.