Internasional

Jerman Didesak Segera Kirim Bantuan Militer ke Ukraina

Kaltim Today
02 Februari 2022 15:49
Jerman Didesak Segera Kirim Bantuan Militer ke Ukraina
Foto satelit pasukan Rusia di daerah perbatasan dengan Ukraina. (Foto: AFP)

Kaltimtoday.co - Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas mendesak Jerman untuk memberikan dukungan militer ke Ukraina sebagai upaya pencegahan terhadap ancaman Rusia pada Senin (31/1/22).

Dalam sebuah wawancara dengan harian Bild, sebagaimana dilansir dari Suara.com, Kallas mengatakan, Ukraina membutuhkan dukungan dari mitranya untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri terhadap agresi lebih lanjut. 

“Kami mendorong mitra Jerman kami untuk mendengarkan Ukraina. Ukraina meminta bantuan. Negara ini membutuhkan bantuan dalam membela diri melawan penyerang,” kata dia.

Kallas juga menilai bahwa Rusia telah berusaha untuk menguasai kembali pengaruh politik dan militernya atas negara tetangganya.

“Kami berharap diplomasi dan dialog dapat berjalan, tetapi risiko konflik itu nyata,” ujar dia.

Komentar Kallas ini serupa dengan apa yang disuarakan oleh politisi senior dari negara-negara Eropa timur dalam beberapa pekan terakhir. Mereka meminta sekutu NATO untuk memberikan dukungan militer yang lebih besar untuk Ukraina.

Sejauh ini, Jerman masih belum mengirimkan senjata mematikan ke Ukraina mengingat Jerman masih membatasi ekspor senjata dengan alasan bahwa hal ini dapat lebih meningkatkan ketegangan militer dan merusak upaya untuk menemukan solusi diplomatik untuk konflik tersebut.

Sebelumnya, Jerman telah mengumumkan telah menawarkan 5.000 helm militer pelindung ke Ukraina. Namun, Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko mengatakan langkah tersebut sebagai "lelucon".

Selain itu, kritikan kepada Jerman yang tak ingin mengirimkan senjata ke Ukraina juga datang dari Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki. Ada pula Menteri Pertahanan Latvia Artis Pabriks yang mengecam Jerman karena mengambil posisi "tidak bermoral dan munafik".

Estonia ingin mengirim howitzer buatan Jerman ke Ukraina, tetapi belum mendapatkan izin ekspor dari Berlin.

Pihak berwenang Jerman mengatakan bahwa permintaan ini sedang dalam pemeriksaan.

Selain penentangannya terhadap pasokan senjata, Berlin juga tetap enggan untuk memblokir pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial, meskipun pemerintah AS dan anggota timur NATO berulang kali menyerukan sikap yang lebih keras terhadap Rusia.

Di bawah tekanan, Kanselir Jerman Olaf Scholz baru-baru ini mengatakan bahwa semuanya akan dibahas, termasuk pipa gas Nord Stream 2, jika Rusia mengambil tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina.

Ekonomi terbesar di Uni Eropa, Jerman sangat bergantung pada gas dan minyak Rusia, dan rencana negara itu untuk menghentikan tenaga nuklir semakin meningkatkan ketergantungannya.

Jerman mengimpor hampir 55 persen stok gasnya, dan sekitar 42 persen minyaknya dari Rusia. 

[RWT | SR] 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya