Kukar

Kukar Klaim Miliki Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Terbaik se-Kaltim

Kaltim Today
21 November 2020 06:38
Kukar Klaim Miliki Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Terbaik se-Kaltim
Materi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk SD dengan program cerdas.

Kaltimtoday.co, Kukar – Di masa pandemi Covid-19, proses belajar mengajar di Kutai Kartanegara (Kukar) dilaksanakan secara daring. Ini sesuai standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini menempatkan Kukar sebagai barometer belajar mengajar di Kalimantan Timur (Kaltim). Sebagaimana disebutkan Kepala Bidang Sekolah Dasar(SD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Tulus Sutopo.

Tulus mengatakan, kabupaten dan kota di Kaltim sering meminta materi PJJ dari Disdikbud Kukar.

“Program Kukar Cerdas itu sudah live streaming pembelajarannya yang ke-65. Sekali live streaming itu tiga season. Kalikan saja itu. Sudah berapa mata pelajaran yang disampaikan ke siswa kita,” ujarnya.

Tulus melanjutkan, sekolah yang memiliki nilai Indeks Mutu Pendidikan (IMP) yang baik, dengan standar angka mencapai 7 dalam proses melaksanakan pembelajaran secara daring atau live streaming.

“Di situ guru mengecek daftar hadir siswa. Untuk terakhir ini, hampir tiga ribu siswa yang mengikuti live streaming itu. Makanya kami berani klaim PJJ Kukar terbaik di Kalimantan Timur,” sebutnya.

Di sisi lain, Disdikbud Kukar telah membuat 54 video pembelajaran dari berbagai tema. Video-video tersebut digunakan oleh para guru yang mengajar di sekolah-sekolah yang masih memiliki masalah jaringan.

“Video-video itu kan bisa dikirim ke WA orangtua siswa. Kemudian diberikan kepada siswa kita. Selanjutnya tinggal guru-gurunya yang membimbing murid-muridnya untuk PJJ,” jelas Tulus.

Ada pula metode pembelajaran untuk sekolah yang tidak dapat melakukan live streaming dan memanfaatkan video yang telah disediakan Disdik Kukar. Caranya, Disdik menugaskan guru kunjung. Namun cara ini relatif dibatasi. Guru tidak boleh mengunjungi lima siswa dalam satu tempat. Pelaksanaannya pun mesti memperhatikan protokol kesehatan.

“Rata-rata guru kunjung ini untuk kelas satu sampai kelas tiga. Mereka bisa membaca tapi tidak bisa menulis. Makanya harus ada guru pendamping,” tutup Tulus.

[RWT | ADV DISKOMINFO]



Berita Lainnya