Nasional

Harga Minyak Dunia Berpotensi Naik, Bahlil: Kita Hanya Bisa Berdoa dan Berikhtiar

Network — Kaltim Today 25 Juni 2025 07:13
Harga Minyak Dunia Berpotensi Naik, Bahlil: Kita Hanya Bisa Berdoa dan Berikhtiar
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. (Dok Setneg)

Kaltimtoday.co, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM yang juga menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ad Interim, Bahlil Lahadalia, menyoroti dampak dari konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah yang memicu lonjakan harga minyak dunia. Menurutnya, Indonesia sebagai negara pengimpor minyak cukup rentan terhadap dinamika tersebut.

Dalam Jakarta Geopolitical Forum 2025 yang berlangsung di Jakarta, Selasa (24/6/2025), Bahlil menyampaikan bahwa ketidakstabilan global saat ini sangat berpengaruh terhadap harga energi internasional, yang pada akhirnya bisa memberikan tekanan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Harga minyak beberapa bulan terakhir masih berada di bawah US$ 75 per barel. Namun, jika melewati angka US$ 82 per barel seperti yang tercantum dalam APBN 2025, maka pasti akan ada perhitungan ulang terkait beban subsidi,” jelas Bahlil.

Dalam APBN 2025, asumsi harga minyak ditetapkan sebesar US$ 82 per barel. Jika harga aktual di pasar global melampaui angka tersebut, pemerintah harus bersiap menghadapi potensi meningkatnya subsidi energi.

“Kalau harga minyak naik dan melebihi target APBN, ya kita hanya bisa berdoa dan berikhtiar. Karena secara internal, itu yang bisa kita lakukan untuk menjaga kondisi fiskal,” ujar Bahlil.

Ia juga mengungkapkan rasa khawatirnya saat harga sempat mendekati US$ 70 per barel. Namun, tren sempat menurun setelah munculnya kabar gencatan senjata antara Israel dan Iran yang memberi dampak positif terhadap pasar.

Bahlil menambahkan bahwa pemerintah terus menjalin komunikasi aktif dengan menteri-menteri ekonomi dan energi dari negara lain guna mengantisipasi fluktuasi harga energi yang disebabkan oleh situasi geopolitik global.

“Kondisinya sangat dinamis. Karena itu, kita perlu terus waspada dan menyiapkan kebijakan yang fleksibel agar stabilitas energi nasional tetap terjaga,” tegasnya.

[RWT] 



Berita Lainnya