Opini

Semakin Aneh

Kaltim Today
03 Mei 2023 13:55
Semakin Aneh
Mantan Wali Kota Bontang, Andi Sofyan Hasdam.

Oleh: Andi Sofyan Hasdam 

Hari ini, Rabu 3 Mei 2023, Tenaga Ahli Utama Deputi Kantor Staf Presiden (KSP) RI Norch Trianduk Malissa diajak Wali Kota Bontang Basri Rase meninjau RSUD tipe D di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-Api, Bontang. 

Kala peninjauan, Noch Trianduk Malissa langsung mengatakan, rumah sakit tersebut tak layak, dibangun asal-asalan, bahkan dianggap pemborosan. Indikatornya, lantaran Unit Gawat Darurat (UGD) terletak di lantai 2.

Saya membuat catatan ini bukan karena saya mantan Wali Kota Bontang. Bukan pula karena saya suami dari dr. Neni Moerniaeni yang menjabat Wali Kota Bontang kala rumah sakit itu dibangun. Namun karena saya seorang dokter, sudah beberapa kali menyambangi ke rumah sakit tersebut. Pun memberi sejumlah masukan ketika rumah sakit tersebut dibangun. 

Ada dua hal yang memang menjadi catatan saya. Pertama, UGD memang sebaiknya berada di lantai satu. Kedua, agar membebaskan lahan bagian belakang untuk perluasan lapangan parkir. Penempatan UGD di lantai dua sebetulnya bukan kendala mutlak. Sebab dengan lift khusus, hanya perlu satu menit (sesuai hasil simulasi) untuk sampai ke lantai dua. 

Sebetulnya keengganan Wali Kota Basri Rase mengaktifkan rumah sakit ini sudah terdengar dari awal. Kalau informasi itu benar, konon ada pihak yang melihat rumah sakit ini sebagai saingan. 

Bagi saya, sah saja jika pejabat yang sedang berkuasa ingin membatalkan rumah sakit yang dibangun pendahulunya. Hanya saja dari segi etika pemerintahan, tentu kurang terpuji karena yang membangun ini wali kota dan bukan dr. Neni. Dan lebih aneh lagi bila bangunan ini digunakan sebagai perkantoran lain. Mengingat sejak awal bangunan ini dirancang sesuai penataan rumah sakit.

Menggunakan tangan orang lain untuk membatalkan penggunaan rumah sakit ini bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya melalui Kepala Dinas Kesehatan Bontang drg. Toetoek pernah menyewa konsultan dari FKM Universitas Airlangga (Unair). Kesimpulan dari tim tersebut bisa diduga: rumah sakit ini tidak layak. Tapi anehnya, ketika konsultan tersebut kami kontak, baik melalui sambungan telepon maupun WhatsApp, tidak pernah direspon. Dasar yang mereka gunakan pun mengatakan rumah sakit ini tidak layak sangat tidak berbasis keilmuan. 

Bila mereka mengatakan pembangunan rumah sakit ini pemborosan karena sudah ada RSUD Taman Husada, berarti mereka tidak paham dengan sistem rujukan yang harusnya bisa dijelaskan oleh Kepala BPJS yang ikut dalam tim KSP tadi. 

Tidakkah mereka melihat semua kota memiliki RS Kelas A/B dan juga memiliki RS tipe C/D. Apalagi ketika rumah sakit tipe D ini dibangun, Bed Occupancy Rate (tingkat hunian) RSUD Taman Husada hanya berkisar 35-40 persen. 

Demikian penjelasan saya, yang sebetulnya sudah lama ingin saya sampaikan. Hanya kali ini, saya merasa sudah saatnya untuk dijelaskan agar masyarakat Bontang tidak ikut-ikutan mengatakan rumah sakit ini tidak perlu. Padahal jika rumah sakit ini berfungsi, sistem rujukan akan semakin baik dan pelayanan pasien pun pasti lebih terjamin.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Deputi Kantor Staf Presiden Republik Indonesia Norch Trianduk Malissa menyebut, bangunan Rumah Sakit Tipe D tidak masuk akal. Hal ini ia sampaikan ketika meninjau RSUD Tipe D di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-Api, Bontang Utara, Rabu (3/5/2023) pagi. 

Menurutnya, perencanaan rumah sakit tersebut dibuat dengan buruk. Ini ditinjau dari penataan letak fungsi ruang yang menurutnya tidak tepat. Pasalnya bangunan berdekatan dengan pemukiman warga, sekolah dan berjarak hanya 500 meter dari rumah sakit swasta lainnya. Penempatan UGD di lantai dua pun menurutnya tak masuk akal. 

“Ngapain bikin (rumah sakit) lagi, pemborosan anggaran pemerintah. Ini tidak ideal. Saya sendiri tidak setuju sebagai perwakilan pusat. Mending digunakan sebagai bangunan lain atau gedung perkantoran,” katanya ketika kunjungan tersebut.(*)


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Berita Lainnya