Kaltimtoday.co, Kutai Timur - Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi kewajiban perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, terlebih bagi perusahaan yang bergerak di industri pertambangan.

PT Indexim Coalindo sepenuhnya menyadari hal tersebut dan senantiasa mendorong praktik implementasi K3 melalui berbagai cara. Salah satunya melalui kegiatan “Safety Talk”.

Safety Talk merupakan agenda rutin yang digelar saban pekan. Dalam kegiatan tersebut, seluruh karyawan di masing-masing area kerja berkumpul. Dalam kesempatan itu, mereka mendengarkan berbagai materi terkait K3, seperti kebijakan K3, ikrar K3, prosedur K3, dan ikrar pengawas operasi selalu dibacakan pada kegiatan tersebut.

Dalam kegiatan ini juga ada satu sesi khusus guna membahas kondisi terkini K3 di perusahaan. Isu tersebut dipresentasikan singkat, kemudian didiskusikan bersama seluruh peserta Safety Talk. Kendati diskusi digelar dalam waktu cukup singkat, namun diskusi tersebut hidup dan cair. Peserta melempar berbagai pertanyaan, narasumber dengan tangkas menjawabnya. Sesi diskusi ini pun dibumbui humor ringan agar peserta lebih santai dan bisa menyerap materi yang disampaikan.

Disambangi usai gelaran Safety Talk pekan ini, perwakilan manajemen PT Indexim Coalindo, Ditto Santoso menjelaskan, setiap pengawas operasional, pengawas teknik, dan penanggung jawab area dapat mengawasi langsung karyawan yang bekerja di lapangan maupun di kantor. Rujukannya ialah Aturan Baku Keselamatan Pertambangan atau yang biasa kami sebut Golden Rules, serta Prosedur Operasi Standar (SOP) yang sudah ditetapkan.

Standar internal perusahaan yang dimaksud Ditto merujuk pada Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik. Di dalamnya juga menekankan perihal keselamatan dan kesehatan kerja. 

"Dengan berpegang teguh pada standar dan regulasi yang ada, harapannya tentu perusahan dapat mencegah kecelakaan, kejadian berbahaya, kebakaran, dan kejadian lain yang berbahaya serta menciptakan budaya keselamatan kerja di lingkungan pertambangan," urainya.

[RWT | ADV]