Kaltim
Civitas Akademika UNMUL Nyatakan Sikap, Lawan Tiran Kekuasaan Demi Selamatkan Demokrasi Indonesia

Kaltimtoday.co, Samarinda - Civitas Akademika Universitas Mulawarman menyatakan sikap untuk melawan tiran kekuasaan demi menyelamatkan demokrasi Indonesia saat ini. Aksi tersebut dilakukan di depan Gedung Rektorat Unmul pada Rabu (7/2/2024).
Sikap tegas ini dipicu karena adanya putusan cacat etik MK yang memberi celah politik dinasti, keterlibatan aparatur negara yang menggadai netralitas, pengangkatan pejabat daerah yang tidak transparan, hingga keberpihakan cawe-cawe presiden dalam pemilihan presiden yang membahayakan demokrasi.
Anggota Koalisi Dosen Unmul, Prof. HM Aswin menjelaskan, deklarasi tersebut diinisiasi oleh seluruh civitas akademika Unmul dari berbagai fakultas, termasuk dosen hingga mahasiswa yang hadir di sana.
"Kami ingin pemilu yang bersih, jujur, dan adil. Pemilu kita harus legitimate, jangan sampai ada masalah di kemudian hari," jelasnya.
Lebih lanjut, pihak Unmul juga akan menurunkan sejumlah mahasiswanya untuk melakukan pengawasan di beberapa TPS yang ada di Samarinda nantinya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya kecurangan saat pemungutan suara berlangsung.
"Mahasiswa akan kami turunkan untuk mengawasi beberapa TPS. Salah satunya fakultas hukum, ada relawan sekitar 62 orang yang nanti turun. Beberapa fakultas lain juga sama," tuturnya.
Terpisah, Castro selaku akademisi dosen Unmul juga menanggapi kondisi demokrasi Indonesia saat ini. Salah satunya yaitu adanya intimidasi terhadap suatu civitas akademika, yang tengah mengkritik kebijakan pemerintah.
"Siapapun yang masih punya kewarasan, pasti akan merespon. Karena diam dan membisu tidak menggambarkan posisi dia sebagai akademisi," tandasnya.
Berikut adalah lima poin pernyataan sikap dari Civitas Akademika Universitas Mulawarman:
- Selamatkan demokrasi, hentikan tindakan serta segala keputusan yang mencederai demokrasi.
- Presiden tidak boleh memihak, stop langkah politik yang hanya ditujukan untuk kepentingan dinastinya. Jokowi adalah Presiden seluruh rakyat Indonesia, bukan Presiden untuk anak dan keluarganya.
- Meminta kepada seluruh aparatur negara agar bersikap netral dan tidak memihak dalam momentum elektoral 2024 ini. Mereka dibayar dari pajak-pajak rakyat, oleh karena itu harus mengabdi untuk kepentingan rakyat banyak, bukan kepada elit politik, golongan, dan kelompok tertentu.
- Kekuasaan tidak boleh menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kelompok tertentu, termasuk mempolitisasi bantuan sosial atau bantuan pangan untuk memenangkan calon tertentu.
- Menyerukan kepada seluruh akademisi dan kelompok intelektual lainnya untuk terlibat secara luas dan masif dalam menjaga demokrasi kita dari ancaman tiran kekuasaan
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Jejak Sejarah Dwifungsi Tentara di Kalimantan Timur 1959-1965
- Safari Ramadan, Momen PT Indexim Coalindo Pererat Silaturahmi dan Kolaborasi bersama Masyarakat di Lingkar Tambang
- Perlombaan Islami hingga Bazar Ramadan, Irma Ramadan Fair 2025 di Kukar Digelar Lebih Beragam
- Sekda Kukar Apresiasi PASKAS dalam Kegiatan Sosial Bagi Yatim Piatu di Bulan Ramadan
- Naik Status Jadi Tersangka, Kuasa Hukum Nurfadiah: Irma Suryani Harusnya Sudah Ditahan