Kaltimtoday.co, Samarinda - Cuaca panas belakangan melanda Samarinda. Meskipun sesekali ada hujan, namun warga Kota Tepian di media sosial ramai mengeluhkan teriknya matahari yang bersinar di Ibu Kota Kaltim ini.

Sadar bahwa cuaca terik dapat membuat tanaman layu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda pun gesit mengambil langkah.

Melalui skema penyiraman mewah, pihaknya memperbanyak frekunsi penyiraman bagi tanaman-tanaman yang berada pada tanggung jawabnya. Namun rupanya, skema penyiraman mewah memiliki konsekuensi tersendiri. Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani membeberkan bahwa pihaknya mau tak mau harus merogoh saku lebih dalam.

“Alias jadi lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan. Biasanya 2 kali jalan, 2 kali siram, kalau musim panas begini kan jadi 4 kali,” ungkap perempuan yang biasa dipanggil Yama ini.

Yama menyebutkan, cuaca panas selama berhari-hari di Samarinda bukan kali pertama terjadi. Cukup sering merasakan kondisi ini. Sehingga skema penyiraman mewah sudah menjadi langkah wajib yang dilakukan anggotanyaa.

Kenaikan biaya yang harus ditanggung DLH Samarinda antara lain disebabkan oleh ongkos operasional yang bertambah. Dia mencontohkan, untuk satu ruas jalan, biasanya dilakukan 1 hingga 2 kali penyiraman, dengan armada tanki air.

“Kalau panas, kan jadi 2 kali lipat. Kendaraan kami kan perlu solar, otomatis beli solarnya jadi nambah biaya. Hitungannya lembur juga,” jelasnya lagi.

Meskipun demikian, Yama menegaskan, seluruh pegawainya memahami benar tanggung jawab mereka. Sehingga meskipun kerja lembur, Yama menjamin bahwa pegawainya tetap bekerja semaksimal mungkin di lapangan.

[KA | NON | DLH SAMARINDA]