Advertorial

Dampak Buruk Kekerasan Terhadap Anak, Syarifatul Syadiah Minta Sosialisasi Pencegahan Dilakukan Lebih Masif

Kaltim Today
09 Mei 2024 10:22
Dampak Buruk Kekerasan Terhadap Anak, Syarifatul Syadiah Minta Sosialisasi Pencegahan Dilakukan Lebih Masif
Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah.

Kaltimtoday.co, Berau - Rekapan data 2023, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Berau mencatat ada sebanyak 84 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Berau, Yusran belum lama ini.

Dikatakannya, dari 84 kasus itu terdiri dari 22 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 62 kasus menimpa anak. Dengan metode penyelesaian hamper semuanya berakhir di tangan kepolisian, namun tak sedikit yang hanya diselesaikan melalui jalur mediasi.

“44 kasus yang ditangani kepolisian dan 38 kasus dilanjutkan ke pengadilan, Kalau kasusnya kekerasan seksual dan TPPO maka akan diselesaikan melalui jalur hukum namun tak sedikit yang penyelesaiannya hanya melalui pendekatan persuasif atau mediasi,” ujarnya.

Mengetahui tingginya kasus kekerasan itu, menjadi sorotan Wakil Ketua I DPRD Berau Syarifatul Syadiah. Dirinya menginginkan adanya penanganan serius sehingga untuk di tahun 2024 kasus kekerasan tidak lagi terjadi minimal datanya menurun dibanding tahun lalu, Kamis (9/5/2024).

Sebab menurutnya, jika tidak dilakukan diperhatikan lebih masif oleh pemerintah. Dampak buruknya dapat memicu hal yang sama terus berulang baik di lingkungan rumah tangga maupun kasus bullying di sekolah.

Sehingga menurut politisi yang akrab disapa bu Sari itu perlu sosialisasi mengenai aturan undang-undang yang dapat memberikan efek jera kepada para pelaku kekerasan.

“Ini perlu menjadi perhatian khusus oleh seluruh pihak agar tumbuh kesadaran ditengah masyarakat akan besarnya dampak negatif yang ditimbulkan bagi korban,” tegasnya.

Terkait fenomena ini, petahana di banggu legislatif Berau itu meminta agar para orang tua bisa ikut andil dalam memberikan pemahaman mengenai efek dari perilaku tindakan kekerasan. Sebab bagaimanapun kata Sari orang tua lah yang tahu betul sebagai corong pertama di lingkungan rumah tangga yang bisa menjadi guru yang bisa memberikan edukasi.

"Kami berharap para orang tua terus mengawasi anak-anaknya, sebab yang paling tahu anak itu pasti orang tuanya sendiri, jadi semuanya harus bekerjasama untuk melindungi generasi kita," imbuhnya

Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwasanya pemahaman-pemahaman keagamaan juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Jadi memang pemahaman-pemahaman keagamaan itu juga harus tetap dilakukan pemerintah melalui organisasi perangkat daerah atau kegiatan-kegiatan di masyarakat," tandasnya.

[MGN | TOS | ADV DPRD BERAU]


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya