Daerah
Momentum Idul Fitri 1444 Hijriah, Tingkatkan Semangat Berbagi Kepada Sesama
Kaltimtoday.co - Pelaksanaan 1 Syawal 1444 Hijriah memang mengalami perbedaan antara Muhammadiyah dengan kebijakan Pemerintah. Namun hal itu diharapkan tak diperdebatkan atau dipermasalahkan.
Ketua PCM Muhammadiyah Muara Badak Abdul Ghofur menjelaskan, tahun ini Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah mengalami perbedaan, antara Muhammadiyah maupun Pemerintah.
Namun demikian, kondisi tersebut diharapkan tidak membuat seluruh umat muslim bercerai-berai.
"Karena itu, meski berbeda pendapat dalam penetapan 1 Syawal, umat muslim wajib menjaga persatuan dan kesatuan. Sehingga kerukunan dan kebersamaan tetap terjaga," pesan Abdul Ghofur dihadapan ratusan Jamaah Muhammadiyah Muara Badak Kutai Kartanegara yang bersiap menjalani Salat Idul Fitri 1444 Hijriah, di Komplek Muhammadiyah Muara Badak, Desa Badak Baru Jalan KH Ahmad Dahlan RT 29, Jumat 21 April 2023.
Momentum Idul Fitri diharapkan tidak membuat satu dan lain saling perang argumentasi atau memancing suasana. Artinya, semua tetap menjaga kondusifitas daerah dengan bersama-sama meraih kemenangan setelah menjalani Ramadan sebulan penuh.
Kemudian khotbah Idul Fitri yang disampaikan Khatib Khaidir Askari, berpesan ramadan bulan mulia di mana semua pahala dilipatgandakan dan penuh berkah. Kedatangan ramadan disambut gembira begitu pun pergi menjadi kesedihan bagi seluruh umat muslim penjuru dunia.
Tahun ini ramadan semakin semarak. Ramadan tahun ini penuh hikmah. Semua itu, berkat dukungan kebersamaan seluruh pihak tak terkecuali Ormas Islam.
Puasa mengajarkan untuk peka terhadap sesama. Artinya, momentum kedatangan dan pasca ramadan membuat seluruh umat muslim peka.
"Contohnya menyantuni anak yatim piatu maupun pakir. Inilah yang harus terus dilaksanakan hingga akhir hayat," pesannya.
Khaidir menjelaskan, saat ini masih ada orang-orang yang tidak mampu di lingkungan sekitar umat muslim. Untuk itu, sudah sepantasnya mereka yang kurang mampu itu, menjadi tanggungjawab bersama.
"Jangan sampai mereka tidak makan maupun mengenakan pakaian baru, baik saat hari raya maupun setelah hari raya. Artinya, disitulah keimanan kita diuji, agar umat muslim selalu bertakwa kepada Allah SWT," ungkapnya.
Kenapa sikap ini dilakukan, sambung Kahidir, sebab sebagian rezeki itu ada hak kaum duafa maupun yatim piatu yang wajib dibantu.
Selanjutnya, pasca ramadan menjadi semangat untuk terus beribadah kepada Allah SWT, terutama amalan sunah-sunah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Related Posts
- Cegah Polarisasi dan Isu Hoaks, PW Muhammadiyah Kaltim Kolaborasi bersama Kemenko PMK Gelar Pelatihan Positif Bermedia Sosial
- Muhammadiyah Ungkap Alasan Terima “Jatah” Kelola Tambang
- Izin Usaha Tambang Jadi Salah Satu Agenda di Konsolidasi Nasional Muhammadiyah
- Susul PBNU, Muhammadiyah Akhirnya Terima Izin Tambang dengan 2 Catatan Penting
- Perilisan Kalender Hijriah Global Tunggal Tuai Kontroversi, Ini Tanggapan Muhammadiyah