Advertorial

Percepatan SBS 2024: Kalimantan Timur Perkuat Komitmen Bersama untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan

Kaltim Today
18 November 2024 13:49
Percepatan SBS 2024: Kalimantan Timur Perkuat Komitmen Bersama untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan
Dialog percepat pencapaian target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di Kaltim pada 2024 digelar di Odah Etam, Kantor Gubernur Kaltim, Senin (18/11/2024). (Sumber: Pemprov Kaltim)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menggelar dialog strategis untuk mempercepat pencapaian target Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di Kaltim pada 2024. Acara berlangsung di Odah Etam, Kantor Gubernur Kaltim, Senin (18/11/2024), dan ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antara pemerintah provinsi dan seluruh pemerintah kabupaten/kota.  

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jaya Muallimin, menekankan pentingnya akses sanitasi yang aman dan higienis dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.  

"Tinja yang dikelola dengan aman dapat mengurangi risiko penyakit seperti diare, kolera, hingga stunting pada balita, yang menjadi salah satu isu kesehatan utama di Indonesia saat ini," jelas Jaya.  

Pemerintah Indonesia menargetkan 0 persen Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan 15 persen akses sanitasi aman secara nasional pada 2024. Menurut Jaya, target ambisius ini hanya dapat tercapai melalui kerja sama lintas sektor, melibatkan pemerintah pusat, daerah, pihak swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, dan masyarakat.  

Saat ini, beberapa daerah di Kalimantan Timur seperti Berau, Bontang, Samarinda, dan Balikpapan telah mencapai 100 persen desa/kelurahan SBS. Namun, enam kabupaten/kota lainnya masih berupaya mengejar target.  

Perilaku buang air besar sembarangan, baik di tempat terbuka maupun menggunakan fasilitas tidak layak seperti jamban tanpa septik tank atau leher angsa, menjadi tantangan utama dalam mencapai target ini. Untuk mengatasinya, Jaya menyoroti tiga komponen kunci keberhasilan:  

  1. Menumbuhkan kebutuhan masyarakat melalui pemicuan (demand).  
  2. Meningkatkan ketersediaan layanan sanitasi (supply).  
  3. Menciptakan lingkungan pendukung (enabling environment).  

Komponen-komponen tersebut harus didukung oleh kolaborasi perangkat daerah, mitra kerja, serta penganggaran yang memadai dalam kerangka Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).   

Dalam kesempatan tersebut, penghargaan juga diberikan kepada 10 kabupaten/kota yang menunjukkan komitmen terhadap penanggulangan stunting. Kabupaten Kutai Kartanegara berhasil meraih penghargaan terbaik pertama, diikuti oleh Kabupaten Paser dan Kota Balikpapan di posisi kedua dan ketiga.  

Hadir dalam acara ini antara lain Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni, Forkopimda Kaltim, serta perwakilan dari Ditjen Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri. Kolaborasi ini menjadi langkah penting untuk memastikan percepatan SBS dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Kalimantan Timur.   

[RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya