Kaltimtoday.co, Samarinda - Saat malam mulai tiba, para petugas pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda mulai bersiap untuk menjemput sampah-sampah warga Samarinda di ribuan TPS yang ada di Kota Tepian. Pekerjaan pengangkut sampah jelas tidak mudah.

Selain karena bau, juga karena banyaknya sampah-sampah yang harus dinaikkan ke truk membuat beban kerja tersebut terasa dua kali lebih besar.

Namun, kondisi tersebut kadangkala menjadi semakin buruk dengan sikap beberapa masyarakat Samarinda yang masih egois.

“Misalnya tidak mau buang di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sampah rumah tangga diletakkan didepan rumah,” sebut Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani.

Menurut perempuan yang akrab disapa Yama ini, sikap seperti itu bisa membuat petugas DLH Samarinda dalam bahaya. Pasalnya, mereka biasanya berdiri diatas truk sambil menunggu truk sampai ke TPS.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Namun, dari cerita petugasnya dilapangan, tak jaranga Yama mendengar bahwa, banyak petugas yang harus naik turun truk karena mengangkut sampah-sampah yang diletakkan di depan rumah warga.

Jika dibiarkan, maka petugas DLH Samarinda memiliki potensi kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Karena itu, DLH Samarinda pun mengambil langkah tegas.

“Kamu mulai berlakukan sikap untuk tidak mengangkut sampah yang tidak berada di TPS. Kalau diletakkan didepan rumah, tidak kami angkut. Sudah kami sediakan TPS,” tegasnya.

Semestinya, membuang sampah di TPS bukan merupakan pekerjaan yang berat. Jika ternyata masih ada warga yang keberatan, silahkan berkoordinasi dengan RT setempat. Karena menurut Yama, banyak cara menindaklanjuti permasalahan sampah di kompleks pemukiman warga.

“Bisa pakai jasa tukang angkut sampah. Seperti dibeberapa kawasan pemukiman, warganya dipungut biaya kebersihan. Tapi nanti ada petugas yang angkut sampah. Itu kalau memang merasa berat ke TPS,” tandasnya.

[KA | NON | ADV DLH SAMARINDA]