Bontang

Perumda Air Minum Tirta Taman Bontang Ultah ke-19, Harapkan 2023 Bisa Sumbang PAD Bontang

Kaltim Today
08 Januari 2020 17:55
Perumda Air Minum Tirta Taman Bontang Ultah ke-19, Harapkan 2023 Bisa Sumbang PAD Bontang
Perumda air minum Tirta Taman Bontang menggelar syukuran dalam rangka memperingati hari jadi yang ke- 19.

Kaltimtoday.co, Bontang – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kini berubah menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Taman. Pada 8 Januari 2020 ini, usia Perumda Air Minum Tirta Taman Bontang sudah memasuki usia ke-19 tahun. Syukuran sederhana pun digelar dalam rangka merayakan hari jadi ke-19 yang dihadiri oleh Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dan mantan Wali Kota Bontang dua periode Andi Sofyan Hasdam yang juga suami dari Neni.

Dilaksanakan di ruang rapat Kantor Perumda Bontang Jalan Bhayangkara, syukuran dihadiri oleh seluruh pegawai Perumda. Diawali dengan sambutan, serta kultum dari Andi Sofyan Hasdam dan diakhiri dengan doa serta pemotongan tumpeng sebagai wujud rasa syukur karena sudah sampai di usia ke-19 tahun.

Direktur PDAM Tirta Taman Bontang Suramin dalam sambutannya mengucapkan, terima kasih atas kehadiran Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni beserta suaminya Andi Sofyan Hasdam. Pihaknya memohon maaf karena acara ulang tahun Perumda Air Minum Tirta Taman ke-19 diperingati secara sederhana di sela-sela kesibukan pelayanan distribusi air.

Suramin menjelaskan, awal mula Perumda dibentuk hingga bisa bertahan di 2020 ini. Berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan terus dilakukan. Apalagi, dalam kurun waktu 4 tahun, pelanggan Perumda terus bertambah.

"Tantangan kami semakin berat. Pelanggan kami bertambah selama 4 tahun kurang lebih 6 ribu pelanggan," jelas Suramin, Rabu (8/1/2020).

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni turut hadir dalam acara syukuran hari jadi Perumda Air Minum Tirta Taman Bontang.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni turut hadir dalam acara syukuran hari jadi Perumda Air Minum Tirta Taman Bontang.

Suramin memaparkan, cakupan layanan PDAM pada 2016 mencapai 70 persen, dan di 2019 sudah mencapai 79 persen. Penambahan air baku kurang lebih 200 liter per detik selama pemerintahan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni. Termasuk tambahan 3 sumur di 2019.

"Kami harapkan 2020 dapat satu sumur lagi," imbuhnya.

Untuk harga jual mencapai Rp 4.850 masih selisih Rp 161 dari harga pokok produksi. Namun hal itu tampaknya sudah mengurangi kerugian seperti di 2016 lalu yang mencapai Rp 11 miliar, sementara pada 2019 sudah untung Rp 200 juta tapi belum diaudit dan masih merupakan kisaran.

"Keuntungan dinilai masih semu karena dari sisi jualan air kami masih rugi," ungkapnya.

Keuntungan tersebut ditopang dari biaya lain yakni pemasangan pipa.

Namun, di usia ke-19 ini, Perumda belum memiliki kantor yang strategis untuk melayani pelanggan. Selama ini, kantor pelayanan menyatu dengan produksi dan hal itu dinilai belum safety.

Suramin berharap Perumda Air Minum Tirta Taman dapat menyumbang PAD bagi Bontang.
Suramin berharap Perumda Air Minum Tirta Taman dapat menyumbang PAD bagi Bontang.

“Saat ini masih dompleng di unit-unit, dan tadi ada usulan langsung dari karyawan seperti dinas lainnya. Supaya kami bisa bekerja dengan presentativ dan semangat, lebih cepat lebih baik untuk pembangunan kantor,” bebernya.

Suramin berharap, di usia ke-19 tahun bukan hanya usianya saja yang tua, tapi dewasa dalam segala hal. Baik dari sisi pelayanan, pemahaman, kepekaan, mengingat 19 tahun bukan umur muda tapi semoga bisa lebih paham akan kebutuhan masyarakat untuk air bersih.

“Harapannya di 2023, Perumda bisa menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Bontang,” harapnya.

Sementara itu, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dalam sambutannya mengatakan, PDAM di usia ke-19 sudah mulai berbenah.

"Bunda ucapkan terima kasih kepada pengawas, dan seluruh pegawai PDAM telah melayani air bersih untuk masyarakat Bontang," kata Neni.

Masih banyak keluhan terkait distribusi air bersih, baik yang airnya coklat, tidak lancar ngalirnya dan lainnya. Pemkot Bontang sudah komitmen membangunkan 3 sumur lagi. Tapi tetap, masyarakat harus bisa hemat air. Jika airnya coklat memang dari sumbernya, karena diambil dari air bawah tanah. Berbeda dengan Samarinda yang diambil dari Sungai Mahakam.

"Harus bisa dipikirkan ke depan planning-nya seperti apa untuk sumber air bersih. Apa diambil dari air permukaan atau desalinasi, tapi sekarang masih deep well," ujarnya.

Soal kantor Perumda, Neni menyebut bisa diusulkan di APBD perubahan 2020 perencanaannya. Jika memang terdapat lahannya akan lebih bagus. Nantinya pembangunan bisa dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bontang, kemungkinan di 2021 mendatang.

[RIR | RWT]


Related Posts


Berita Lainnya