Daerah

PT KFI Bangun Smelter dengan Teknologi Baru Senilai Rp 30 Triliun di Kaltim

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 17 Juli 2024 17:32
PT KFI Bangun Smelter dengan Teknologi Baru Senilai Rp 30 Triliun di Kaltim
PT KFI membangun smelter dengan teknologi baru yang berbeda dengan smelter lainnya, berlokasi di Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - PT Kalimantan Ferro Industry (PT KFI) tengah membangun smelter dengan teknologi terbaru dengan 18 line nikel smelter, pabrik baja serta HPAL dengan rencana proyek sebesar Rp 30 triliun di Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Owner Representative PT KFI Muhammad Ardhi, menjelaskan bahwa PT KFI adalah perusahaan industri smelter pertama yang berada di Kaltim. Artinya, belum ada industri serupa yang terbangun di Kalimantan selain PT KFI.

“Kami akan membangun 18 line smelter berikut dengan baja. Kami membawa teknologi terbaru untuk proses kali ini. Teknologi RKEF terbaru menggunakan energi angin untuk pendinginan. Menurut Kementerian Perindustrian RI, teknologi KFI ini berbeda dengan yang ada di Indonesia selama ini,” ujar Ardhi.

Ardhi mengatakan bahwa, pembangunan dua line telah beroperasi. Kemudian, satu line telah memasuki tahap commissioning, serta beberapa line selanjutnya menyusul di akhir Juli dan Agustus 2024.

“Dan kami akan terus membangun sampai dengan 18 line tersebut yang bisa terealisasi , sehingga investasi senilai Rp30 triliun dapat tercapai,” pungkasnya.

Ardhi menjelaskan alasan keberadaan PT KFI di Kaltim adalah karena surplus energi di Kaltim sebesar 500 MegaWatt (MW) dari listrik PT PLN Persero Tbk., pada tahun 2019. Dengan adanya PT KFI, perusahaan ini akan menggunakan 800 MW dari PT PLN melalui perjanjian kontrak kerja sama yang ditandandatangani pada 31 Desember 2021.

“Kami full 100% listrik dari PLN, tidak ada pembangkit batu bara di pabrik kami, menyebabkan kami lebih bersih dan ramah lingkungan. Hari ini saja, kami melakukan pembayaran ke PLN per bulan mencapai Rp35 miliar untuk dua line saja. Jika 18 line sebesar 800 MW, maka pembayaran kami kepada BUMN akan setara Rp6,3 triliun per tahun,” paparnya.

Selain itu, PT KFI akan melakukan pembayaran kepada BUMD untuk pemenuhan air sebesar 280 juta per bulan, serta pemberdayaan Bank Kaltimtara (BUMD) untuk membangun aktivitas perekonomian daerah, meskipun banyak Penanaman Modal Asing (PMA) ragu untuk menggunakan bank lokal bahkan nasional.

“Kami merasa bahwa kehadiran kami harus memberikan manfaat bagi masyarakat daerah,” paparnya.

Kendati begitu, ia juga menambahkan bahwa PT KFI telah melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan pabrik industri smelter dengan memberdayakan Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selama dua tahun terakhir.

“Kami telah menggelontorkan lebih dari Rp 100 miliar untuk UMKM karena bagi kami keberlangsungan kami adalah keberlangsungan masyarakat juga,” tutup Ardhi.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya