Kaltim

Ranking Daya Saing Ekonomi Kaltim Meningkat, Peringkat 4 di Indonesia

Kaltim Today
07 Agustus 2020 18:06
Ranking Daya Saing Ekonomi Kaltim Meningkat, Peringkat 4 di Indonesia
fsdfsfedgdg

Kaltimtoday.co, Samarinda – Bidang Ekonomi Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kaltim menjadi salah satu narasumber dalam Dialog Perdana tentang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur 2020, Rabu (05/8/2020) yang dilaksanakan secara daring. Dialog ini diprakarsai oleh Asia Competitiveness Institute, Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Lembaga ini setiap tahun melakukan penelitian di Asia termasuk Indonesia mengenai daya saing.

Daya saing ekonomi untuk Kaltim mengalami peningkatan, dimana peringkat daya saing Kaltim menjadi peringkat ke-4 pada 2020 setelah mendapatkan peringkat ke-7 di  2019 dari 34 provinsi se-Indonesia. Peringkat daya saing Kaltim memiliki skor 1,591 di bawah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Data tersebut merupakan laporan terbaru hasil temuan awal oleh Asia Competitiveness Institute (ACI).

ACI dalam metode perhitungannya menggunakan 4 lingkup kategori yang terdiri dari 12 sub-lingkup dengan 105 indikator, yakni Stabilitas Ekonomi Makro dengan 15 indikator, Pemerintahan dan Institusi Publik dengan 16 indikator, Kondisi Finansial, Bisnis, dan Tenaga Kerja dengan 26 indikator, serta Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur dengan 39 indikator, dengan bobot masing-masing 25 persen.

Kaltim sendiri mengalami peningkatan peringkat pada 3 (tiga) kategori yang dijadikan sebagai lingkup perhitungan dalam indeks daya saing, yakni lingkup Stabilitas Ekonomi Makro, lingkup Pemerintahan dan  Institusi Publik dan lingkup Kondisi Finansial, Bisnis, dan Tenaga Kerja. Sedangkan untuk lingkup Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur Kaltim masih mempertahankan indeks daya saingnya di peringkat pertama dari 34 provinsi di Indonesia.

Dialog ini diprakarsai oleh Asia Competitiveness Institute, Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore.
Dialog ini diprakarsai oleh Asia Competitiveness Institute, Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore.

Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kaltim, Saur Parsaoran menyampaikan paparan dengan tema Tantangan Ekonomi Kaltim, Isu struktural, dan Peluang Pertumbuhan. Dalam paparannya Saur menyampaikan, dari capaian kinerja pembangunan Kaltim hingga 2020, ke depannya ada 4 tantangan pembangunan di Kaltim. Pertama  kondisi perekonomian Kaltim yang rentan terhadap gejolak perdagangan luar negeri. Kedua, penurunan produktivitas sektor migas dan batubara terkait dengan usia operasional, industri hilir dari komoditas migas dan batubara belum berkembang sehingga ekspor didominasi oleh bahan mentah dan setengah jadi. Ketiga, percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar dan konektivitas. Terakhir, peningkatan kapasitas dan kualitas SDM lokal untuk mempersiapkan SDM yang memiliki daya saing sesuai tuntutan kebutuhan dalam mendukung transformasi ekonomi.

Melihat peluang dan potensi yang dimiliki Kaltim dengan posisi geo-eko strategis, posisi Kaltim yang terletak pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II), menjadi ibu kota baru Indonesia, potensi perkebunan Kaltim yang besar, dan adanya kawasan ekonomi khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kawasan Industri Kariangan dan Buluminung, dan Kawasan Pariwisata Pulau Derawan dan sekitarnya, secara perlahan Pemprov Kaltim berupaya untuk terus memberi nilai tambah terhadap kontribusi sektor industri pengolahan (ekspor barang jadi) dan sektor perkebunan agar semakin sustainable dan memiliki daya tahan terhadap dinamika pasar global.

Penciptaan iklim ketenagakerjaan yang dapat memaksimalkan produktivitas perusahaan dan kualitas hidup, pengembangan sarana infrasturktur dan teknologi untuk mengundang peningkatan investasi, serta perbaikan iklim pendidikan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menjadi rekomendasi yang diberikan ACI-NUS dalam hasil studi temuan awal Asia Competitiveness Institute 2020.

Namun, hasil temuan ini mengindikasikan wilayah Kaltim memiliki dasar iklim pengembangan yang kompetitif yang menjadi prasyarat utama dalam transformasi ekonomi Kaltim kedepan.

[MAR | RWT]



Berita Lainnya