Daerah

Biro Adpim Kaltim Klarifikasi Dugaan Intimidasi Jurnalis oleh Ajudan Gubernur Rudy Mas'ud: Waktu Terbatas hingga Kondisi Lelah

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 22 Juli 2025 16:42
Biro Adpim Kaltim Klarifikasi Dugaan Intimidasi Jurnalis oleh Ajudan Gubernur Rudy Mas'ud: Waktu Terbatas hingga Kondisi Lelah
Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Kalimantan Timur, Syarifah Alawiyah. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Kalimantan Timur, Syarifah Alawiyah, memberikan klarifikasi terkait insiden dugaan intimidasi terhadap jurnalis yang dilakukan oleh ajudan Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. 

Menurut Syarifah, pada hari kejadian, Gubernur Rudy Mas'ud sejak pagi hingga pukul 15.00 WITA berada di kawasan Lempake untuk menghadiri peluncuran program Koperasi Merah Putih. Dalam agenda tersebut, Gubernur bahkan disebut tidak sempat makan atau melaksanakan salat karena padatnya rangkaian acara yang harus diikuti secara penuh.

"Usai dari Lempake, gubernur langsung kembali ke kantor untuk menghadiri agenda lanjutan. Saat itu kondisi sudah sangat lelah, dan waktu sangat terbatas. Gubernur sudah beberapa kali menyampaikan kepada rekan-rekan media, ‘sudah ya, sudah ya’ sebagai tanda ingin mengakhiri sesi tanya jawab," jelasnya.

Syarifah menyebutkan bahwa, ia pun sempat memberi isyarat kepada para jurnalis untuk menghentikan pertanyaan, namun beberapa wartawan masih terus bertanya. Ia menduga situasi itulah yang mungkin memicu tindakan ajudan gubernur yang dianggap terlalu tegas.

"Mungkin ajudan atau tim pengamanan saat itu menyampaikan secara emosional, tapi tidak ada maksud intimidasi. Harap dimaklumi, karena tugas mereka memang menjaga pimpinan, apalagi kondisi saat itu sangat melelahkan dan masih ada agenda lainnya seperti audiensi," ujarnya.

Ia menyampaikan tidak ada larangan bagi jurnalis untuk bertanya usai kegiatan resmi. Namun, ia berharap rekan-rekan media juga dapat menyesuaikan dengan kondisi pimpinan di lapangan.

"Dari sisi protokoler, kami selalu memberikan ruang bagi media untuk menggali informasi setelah acara. Tapi tentu dengan mempertimbangkan waktu dan kesiapan pimpinan," tegasnya.

Terkait pertanyaan-pertanyaan di luar agenda resmi, Syarifah menyampaikan bahwa idealnya wartawan mengajukan pertanyaan sesuai dengan topik kegiatan yang baru saja dihadiri oleh Gubernur. Namun jika kondisi memungkinkan dan waktunya longgar, pertanyaan di luar agenda masih bisa ditoleransi.

“Pada prinsipnya, kami tidak melarang media. Tapi mari saling memahami. Jangan sampai karena ingin terus bertanya, lalu mengabaikan isyarat atau arahan dari tim protokoler di lapangan,” ujarnya.  

Merespons pertanyaan soal video viral yang menunjukkan ajudan Gubernur mengucapkan kata-kata seperti "tandai-tandai", Syarifah mengatakan bahwa hal tersebut kemungkinan merupakan respons spontan dari petugas yang sedang dalam tekanan.

“Saya mohon hal ini tidak dibesar-besarkan. Kita semua di lapangan tentu punya tekanan, termasuk petugas pengamanan. Saya harap rekan-rekan media dan masyarakat bisa memahami konteksnya,” tutup Syarifah.

[RWT] 



Berita Lainnya