PROKOM KUKAR

Bupati Kukar Tinjau Lahan Pertanian Tergenang di Loa Ipuh, Siapkan Anggaran Perbaikan Irigasi Rp10 Miliar

Supri Yadha — Kaltim Today 23 Oktober 2025 19:30
Bupati Kukar Tinjau Lahan Pertanian Tergenang di Loa Ipuh, Siapkan Anggaran Perbaikan Irigasi Rp10 Miliar
Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri saat meninjau langsung lahan pertanian di Rapak Rabau Kelurahan Loa Ipuh. (Supri/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Ratusan hektare lahan pertanian di kawasan Rapak Rabau, Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, terendam air dan tak bisa digarap akibat saluran irigasi yang rusak dan tak pernah dipelihara. Menindaklanjuti laporan masyarakat, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Aulia Rahman Basri turun langsung meninjau kondisi tersebut, Kamis (23/10/2025). 

Peninjauan ini dilakukan setelah Aulia menerima laporan adanya kurang lebih 200 hektare lahan pertanian yang sulit ditanami karena tergenang air. Permasalahan tersebut telah berlangsung lama, menyebabkan petani tidak bisa melakukan proses penanaman dan sebagian lahan menjadi terbengkalai.

Dalam kunjungan itu, Bupati Aulia didampingi sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, di antaranya Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian dan Peternakan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kukar. Camat Tenggarong dan Lurah Loa Ipuh juga turut mendampingi di lokasi.

“Dari laporan masyarakat, lahan di sini sekitar 200 hektare tidak bisa ditanami karena banjir terus. Maka harus ada intervensi agar aliran air bisa mengarah ke sungai. Hari ini kami tinjau langsung, dan memang kondisinya butuh penanganan segera,” kata Aulia kepada Kaltimtoday.co.

Langkah ini, lanjut Aulia, merupakan bagian dari program Kukar Idaman Terbaik, khususnya pada penguatan sektor pertanian. Pemerintah berkomitmen melakukan optimalisasi lahan yang sudah ada, dengan fokus pada perbaikan sistem pengairan serta pembangunan jalan usaha tani agar hasil panen lebih mudah diangkut.

“Dari total 17 ribu hektare lahan sawah di Kukar, baru sekitar 13 ribu hektare yang aktif. Sisanya, termasuk 200 hektare di Rapak Rabau, belum optimal. Kami sudah sepakat dengan OPD terkait untuk segera intervensi. Tahun depan akan kami tindaklanjuti dengan anggaran sekitar Rp8 hingga Rp10 miliar di Dinas PU,” jelasnya.

Sementara itu, Lurah Loa Ipuh Erri Suparjan menambahkan, lahan pertanian di Rapak Rabau dulunya sangat produktif. Namun kini, aktivitas pertanian di kawasan tersebut stagnan karena saluran irigasi tak pernah mendapat pemeliharaan sehingga membuat petani kesulitan menanam dan menyebabkan lahan tidak bisa diolah.

“Lahan pertanian di sini dulunya pernah aktif, tapi sekarang jadi vakum karena saluran irigasi belum pernah dilakukan pemeliharaan bahkan belum ada irigasi memadai. Akibatnya, air tergenang dan petani tidak bisa menanam,” jelasnya.

Ia berharap kunjungan Bupati dapat menjadi titik awal kebangkitan pertanian di Loa Ipuh, khususnya di wilayah Rapak Rabau yang terbagi menjadi dua kelurahan, dengan empat kelompok tani yang aktif , tiga di Loa Ipuh dan satu di Kelurahan Loa Ipuh Darat.

“Totalnya ada sekitar 200 hektare yang tergabung dalam empat kelompok tani. Semoga dengan kunjungan ini, pertanian di Loa Ipuh bisa kembali bergairah dan ke depan memiliki hasil produksi yang luar biasa,” harapnya.

Selain lahan basah, Erri menambahkan, kawasan Rapak Rabau juga memiliki potensi lahan kering yang besar, namun belum bisa dimanfaatkan maksimal karena akses jalan usaha tani yang masih terbatas. Kondisi ini membuat petani dan pekebun kesulitan menuju lokasi lahan mereka.

“Lahan di sini sebenarnya sudah ada yang digarap. Dulu masih produktif saat mendapat dukungan dari dunia usaha. Tapi setelah perusahaan itu tutup, lahan menjadi terbengkalai karena tidak ada lagi pemeliharaan,” sambungnya.

Ia berharap, dengan adanya perhatian dari Bupati, pemerintah bisa segera melakukan perbaikan irigasi dan jalan usaha tani agar Loa Ipuh kembali menjadi salah satu lumbung pangan di Kukar.

“Kehadiran Bupati di sini juga menjadi penyemangat bagi para petani agar kembali mengelola lahannya hingga menjadi produktif. Saat ini ada sekitar 50 petani yang masih bertahan menggarap lahan, dan rata-rata menanam padi,” pungkasnya.

[RWT | ADV PROKOM KUKAR]



Berita Lainnya