Kutim

Ceceran Batu Bara Cemari Pantai Kenyamukan, Yordhen: Bukan Milik KPC

Kaltim Today
30 Desember 2020 21:29
Ceceran Batu Bara Cemari Pantai Kenyamukan, Yordhen: Bukan Milik KPC
Pihak PT KPC turun langsung ke lapangan memastikan jenis batu bara yang diduga tercecer dan mencemari pantai. (Ramlah/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Sangatta - Adanya isu jika Pantai Kenyamukan Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim) tercemar akibat tumpahan batu bara dari kapal pengangkut batu bara yang beraktivitas di wilayah Pantai Kenyamukan.

Hal itu pun langsung direspon pihak PT Kaltim Prima coal (KPC) dengan turun langsung meninjau ke lapangan. Pasalnya, PT KPC merupakan salah satu perusahaan yang melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan batu bara sekitar pantai Kenyamukan.

Dari hasil penelusuran dan pantauan di lapangan pihak PT KPC bisa memastikan jika yang tercecer dibibir pantai itu bukan batu bara asal PT KPC.

Manager External Relations PT KPC, Yordhen Ampung mengatakan, serpihan batubara yang tercecer di pantai bisa jadi berasal dari tanah timbunan (tanah uruk) yang dimana tanah timbunan yang dipakai memang ada kandungan batu baranya.

“Jadi saat terjadi abrasi dan setiap hari timbunan terkikis dengan ombak maka timbunan batu baranya pun ikut terkikis dan berserakan,” jelas Yorden Ampung kepada awak media, Rabu (30/12/20).

Yorden pun memastikan, jika serpihan batubara di Pantai Kenyamukan bukan dari bongkar muat KPC.

“Maka, dengan ini PT Kaltim Prima Coal menjelaskan, batubara dan serpihan batubara di Pantai Kenyamukan bukan berasal dari aktivitas bongkar muat KPC. Hal itu dilihat dari ukuran batubara yang ditemukan, berbentuk bongkahan besar dan sedang, sementara batubara KPC semuanya berukuran kecil karena telah dipecahkan di crusher di Coal Processing Plant (CPP) sebelum dikirim ke pelabuhan dengan overland conveyor,” papar Yorden.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Fakta lainnya, lanjut dia, jarak kegiatan bongkar muat batubara KPC dengan Pantai Kenyamukan adalah 6 kilometer (km) lebih. Bagian pantai yang lebih dekat dengan aktivitas bongkar muat batubara KPC sepanjang 6 km, menurut Yordhen, terpantau sangat bersih dan tidak ditemukan ada serpihan batubara. Termasuk juga di area muara Sungai Kenyamukan sisi utara, terpantau bersih tidak ada ceceran batubara.

“Dari hasil pengecekan langsung tim KPC, Senin-Selasa, 28-29 Desember 2020, ditemukan sumber ceceran batubara di sekitar area proyek penimbunan Pantai Kenyamukan. Fakta ini dapat dilihat langsung di area tersebut dan bahkan ditemukan bongkahan batubara sekitar 20-30 cm (centimeter). Sedangkan di sisi pantai berpasir yang terkena pasang surut air laut kondisinya jauh lebih bersih dari bongkahan/serpihan batubara. Area penimbunan dan pantai asli dipisahkan tumpukan batu limestone sebagai batas,” paparnya.

Yorden pun menambahkan bahwa, PT KPC menyampaikan hal tersebut agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar.

“PT KPC bukan anti kritik. Namun, ini kami sampaikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar terkait isu yang beredar,” tutupnya.

Sementara, dilokasi Pantai Kenyamukan, media ini berusaha menemui Ketua RT 26 terkait kebenaran isi tercemarnya pantai Kenyamukan.

“Sampai saat ini belum ada laporan kalau ada pencemaran, apalagi ada kejadian batubara tumpah mencemari lingkungan atau pantai, biasanya kalau ada kejadian pasti ada laporan,” pungkasnya.

[El | NON]


Related Posts


Berita Lainnya