Advertorial

Menteri KLH Kunjungi Desa Pela Kukar, Perkuat Dukungan Konservasi Pesut Mahakam

Supri Yadha — Kaltim Today 04 Juli 2025 17:15
Menteri KLH Kunjungi Desa Pela Kukar, Perkuat Dukungan Konservasi Pesut Mahakam
Menteri KLH/BPLH, Hanif Faisol Nurofiq (pakaian hitam), bersama Bupati Kukar dan Gubernur Kaltim kunjungi Desa Pela, Kota Bangun. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Suasana Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, mendadak berbeda pada Kamis (3/7/2025) kemarin. Sungai yang tenang dan masyarakat yang akrab dengan ritme alam menerima tamu istimewa dari Jakarta.

Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, datang langsung menyambangi desa yang menjadi benteng terakhir kehidupan Pesut Mahakam.

Kunjungan kerja tersebut tak sekadar seremoni. Di baliknya, ada agenda besar yang diusung yakni “Kolaborasi Memajukan Konservasi dan Wisata Edukatif Kawasan Danau Mahakam Desa Pela.” Sebuah pesan kuat tentang bagaimana desa kecil di hulu Mahakam bisa memainkan peran penting dalam peta konservasi nasional.

Ketua Pokdarwis Bekayuh Beumbai Bebudaya (B3), Alimin, menyebut kunjungan ini sebagai momen berharga yang menandai keseriusan pemerintah dalam menyelamatkan Pesut Mahakam dari ancaman kepunahan.

“Saat ini tercatat sebanyak 62 ekor populasi Pesut Mahakam, dan Pak Menteri menargetkan populasi dapat meningkat menjadi 72 ekor pada tahun 2026,” kata Alimin, Jumat (4/7/2025).

Target itu bukan sekadar angka. Ia adalah tantangan dan harapan. Untuk mencapainya, Kementerian Lingkungan Hidup akan menggandeng pemerintah provinsi, kabupaten, dan lembaga teknis lainnya. Regulasi akan diperkuat, dan kawasan perairan Mahakam akan diperketat dari aktivitas yang membahayakan.

Sistem danau kaskade di Mahakam yang terdiri dari sekitar 20 danau besar dan kecil juga tak luput dari perhatian. Pemerintah berkomitmen menjaga kualitas air serta menghalau spesies invasif yang mengancam ekosistem lokal.

“Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan populasi pesut, kementerian juga akan melakukan berbagai riset dan diskusi yang melibatkan organisasi seperti RASI, DAS, serta desa-desa di sekitar bantaran Danau dan Sungai Mahakam,” tutur Alimin.

Namun yang paling tegas adalah sikap pemerintah terhadap lalu lintas air di sekitar habitat pesut. Menteri Hanif menegaskan, tak boleh ada lagi aktivitas kapal atau ponton yang sembarangan melintas di jalur yang menjadi rumah bagi mamalia langka ini.

“Nanti pemerintah akan mengeluarkan aturan resmi terkait hal ini, dan pelanggaran akan ditindak tegas, khususnya di daerah yang rawan ada pesut,” imbuhnya.

Bagi warga Desa Pela, kunjungan ini menjadi pengakuan nyata atas perjuangan panjang mereka. Sejak 2024, desa ini telah meraih penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan Konservasi Pesut Mahakam. Kini, Desa Pela ditetapkan sebagai Desa Konservasi Pesut Mahakam dalam kawasan Kaskade Mahakam.

“Bupati Kukar juga berkomitmen mendukung konservasi Pesut Mahakam,” tutup Alimin.

[RWT | ADV DISPAR KUKAR]



Berita Lainnya