Kukar

Kasus Tambang Ilegal Tak Diselesaikan, Perluasan Pertanian Hanya jadi Cita-Cita

Kaltim Today
19 Januari 2023 19:34
Kasus Tambang Ilegal Tak Diselesaikan, Perluasan Pertanian Hanya jadi Cita-Cita
Dinamisator Jatam Kaltim, Mareta Sari berada di depan tumpukan gunung emas hitam di Desa Sumber Sari, Loa Kulu. (Supri/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong — Sejumlah tambang batu bara ilegal ditemukan di dalam hutan wilayah Desa Sumber Sari, Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar).

Hal ini sangat disesalkan oleh Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur (JATAM Kaltim), Mareta Sari saat melihat langsung tambang ilegal tersebut pada Kamis (19/1/2023).

Menurutnya, pemerintah Indonesia tengah menggalakkan perluasan lahan wilayah pertanian sebagai lumbung pangan. Ironisnya, pertambangan ilegal yang mengancam pertanian tidak selesai diurus.

Berdasarkan data Jatam Kaltim hingga akhir tahun 2022 lalu, tercatat sekitar 161 titik tambang ilegal di Kaltim. Namun selama empat tahun terakhir ini, aktivitas tambang tersebut belum dihentikan.

"Jadi cita-cita ingin memperluas pertanian di Kaltim itu hanya akan menjadi cita-cita saja, dan tidak akan terwujud," kata Mareta Sari.

Ditambahkan Mareta, sejak lima bulan terakhir, warga Desa Sumber Sari sudah berjuang dengan berbagai cara menolak tambang ilegal di wilayah. Baik itu dengan aksi demo, bersurat, melaporkan, hingga menampilkan di media. Namun belum ada tindakan tegas kepada oknum tambang ilegal tersebut.

"Lantas, bagaimana mungkin melakukan peningkatan pertanian tapi ada aktivitas penambangan di sekitarnya," ujar Mareta, mempertanyakan.

Menurutnya, tidak ada kehidupan yang bertetangga langsung dengan pertambangan. Sebab masalah yang ditimbulkan akan semakin rumit.

Sebagaimana dijelaskan oleh Kades Sumber Sari, Sutarno bahwa lahan sawah produktif seluas sekitar 316 hektare dan 20 hektare kolam ikan, selama ini bergantung pada Sungai Pelay.

Tapi kini sungai tersebut tercemar hingga tingkat keasamannya tinggi akibat galian batu bara. Bahkan pada Oktober lalu, banyak ikan yang mati.

Dampak lainnya yakni debit air terus berkurang. Biasanya saat hujan airnya mengalir dengan deras, namun belakangan ini kecil.

"Kami sudah memasukkan laporan ke Barakreskrim Polri tapi sejauh ini tidak ada penanganan yang serius. Langkah selanjutnya, kami akan melaporkan kembali dan tentunya bersama masyarakat," tutup Dinamisator Jatam Kaltim itu.

[SUP | RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya