Advertorial

Kisah Inspiratif Abdul Razak, dari Bangkrut Kini Berdayakan Masyarakat Melalui Budidaya Maggot

Kaltim Today
18 Maret 2025 07:51
Kisah Inspiratif Abdul Razak, dari Bangkrut Kini Berdayakan Masyarakat Melalui Budidaya Maggot
Abdul Razak (kanan) warga Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kaliorang, Kutim, berhasil membudidayakan maggot berkat dukungan PT Indexim Coalindo. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Kutai Timur - Kegagalan dalam berusaha tidak berarti akhir dari segalanya. Bangkit kembali setelah jatuh dan berani mencoba peluang baru adalah bagian dari perjalanan dinamis dalam membangun usaha.  

Seperti kisah Abdul Razak (61), seorang peternak yang pernah mengalami kegagalan dalam usaha ternak ayamnya. Dengan perasaan haru, Razak berbagi cerita tentang masa-masa sulit yang dialaminya.  

“Ibaratnya, besar pasak daripada tiang,” ujar warga Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur itu.  

“Penghasilan dari usaha peternakan ayam tidak mampu menutup biaya pakan dan operasional sehari-hari. Akibatnya, usaha saya harus gulung tikar.”  

Pria yang akrab disapa Razak ini menyadari bahwa pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ayam. Untuk menjalankan usaha ternak ayam secara efisien, dia harus mampu mengelola pakan dengan baik tanpa mengurangi kuantitas bahan baku dan nutrisi bagi ayam.  

Razak terus berpikir keras untuk menemukan solusi. Gayung pun bersambut ketika pertanyaan-pertanyaannya terjawab dalam diskusi dengan tim PT Indexim Coalindo. Perusahaan tersebut menggagas ide budidaya maggot sebagai bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Salah satu manfaat maggot adalah sebagai pakan ternak alternatif.  

Dari diskusi, ide tersebut berkembang menjadi aksi nyata. Dengan pendampingan dari PT Indexim Coalindo, Razak dan rekan-rekannya sesama petani dan peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Bukit Ithama mulai mengembangkan demplot budidaya maggot. PT Indexim Coalindo juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan budidaya maggot.  

“Dengan menggunakan maggot sebagai bahan pakan, kami bisa menghemat biaya pakan yang selama ini menjadi beban dalam usaha peternakan ayam,” kata ayah tiga anak ini. “Inisiatif ini juga membantu perusahaan mengurangi sampah organik dari kantinnya, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular.”  

Kini, budidaya maggot yang dilakukan Razak dan anggota Kelompok Tani Bukit Ithama telah berkembang pesat dengan 70 biopon yang telah dibangun. Razak sendiri telah memulai kembali usaha beternak ayam Jawa super sebanyak 100 ekor dengan menggunakan pakan maggot.  

“Saya berharap peternak lain tidak perlu mengalami keterpurukan seperti saya sebelum mengenal budidaya maggot,” ujar Razak dengan senyum penuh harap.

[RWT | ADV]



Berita Lainnya