Daerah
Lonjakan Harga Diantisipasi, Pemkot Samarinda Siapkan Sidak hingga Skema Operasi Pasar
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mulai mengencangkan kewaspadaan terhadap potensi gejolak harga menjelang rangkaian hari besar keagamaan, mulai Natal dan Tahun Baru (Nataru). Langkah antisipasi itu dibahas dalam high level meeting yang digelar bersama seluruh pemangku kepentingan lintas sektor.
Asisten II Sekretariat Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menegaskan bahwa kondisi ekonomi yang relatif stabil tidak boleh membuat pemerintah lengah. Ia menyebut, meski pertumbuhan ekonomi Samarinda tercatat cukup tinggi di angka 8,66 persen dan inflasi masih terkendali, risiko gejolak harga tetap harus diantisipasi sejak dini.
“Memang dalam beberapa bulan terakhir kondisi ekonomi kita cukup membanggakan. Pertumbuhan ekonomi masih bagus, inflasi standar, dan deflasi juga masih dalam batas aman. Tapi itu tidak boleh membuat kita lengah,” ujar Marnabas, Selasa (9/12/2025).
Menurutnya, inflasi maupun deflasi sama-sama berisiko jika berada di titik ekstrem. Inflasi tinggi akan langsung berdampak pada penurunan daya beli masyarakat, sementara deflasi yang terlalu dalam justru bisa mengganggu perputaran ekonomi dan merugikan pelaku usaha.
“Inflasi itu tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu rendah. Kalau terlalu tinggi, kasihan masyarakat karena daya belinya turun. Tapi kalau deflasi, itu juga berbahaya bagi kebutuhan ekonomi kita,” tegasnya.
High level meeting tersebut dihadiri seluruh stakeholder, termasuk perangkat daerah yang bersinggungan langsung dengan pengendalian harga dan distribusi barang. Pemkot menyiapkan langkah lanjutan yang lebih teknis dalam waktu dekat untuk memastikan kebijakan di lapangan berjalan selaras.
Marnabas mengungkapkan, dirinya telah memerintahkan Bagian Perekonomian Setkot Samarinda untuk segera menyusun agenda lanjutan dengan memanggil sejumlah instansi terkait. Mulai dari Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, hingga Dinas Perhubungan.
“Jalur transportasi distribusi barang juga harus dijaga. Kalau transportasinya bermasalah, itu bisa langsung memicu kenaikan harga,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Pemkot juga akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan operasi pasar pada komoditas yang dinilai rawan memicu inflasi. Cabai dan bawang putih menjadi perhatian utama karena pasokannya fluktuatif, sementara beras sejauh ini dinilai masih dalam kondisi aman.
Untuk menjaga pasokan, Pemkot mendorong optimalisasi kerja sama antar daerah melalui Perumda Varia Niaga. Samarinda tercatat memiliki kerja sama pasokan komoditas dengan sejumlah daerah seperti Banjarmasin, Enrekang, hingga Surabaya.
“Kalau pasokan kurang, kita dorong Varia Niaga dan Bulog untuk segera mengamankan ketersediaan. Tapi kalau kenaikan disebabkan ulah pedagang atau spekulan, maka operasi pasar akan kita lakukan,” jelas Marnabas.
Selain bahan pangan, Pemkot juga menaruh perhatian pada ketersediaan LPG 3 kilogram dan BBM. Marnabas menyebut telah meminta Pertamina memastikan distribusi berjalan lancar, termasuk pemanfaatan kartu LPG yang telah dibagikan kepada masyarakat.
Operasi pasar, lanjutnya, akan dilakukan secara terukur. Pemkot tidak ingin terlalu sering menggelar operasi pasar karena berpotensi memicu deflasi dan merugikan pedagang.
“Intinya kami akan selalu waspada. Ketika ada kecenderungan kenaikan, kita langsung bergerak. Ini yang rutin kita lakukan setiap tahun,” pungkasnya.
[RWT]
Related Posts
- Parkir Berlangganan Samarinda Belum Jalan Massal Meski Plang Sudah Terpasang, Dishub Tunggu Keputusan Wali Kota dan DPRD
- Natal dan Tahun Baru 2026 Kian Dekat, Satpol PP Samarinda Tingkatkan Penindakan dan Patroli
- Pengamanan, Harga Pangan, dan Mitigasi Bencana Jadi Fokus Pemkot Samarinda Hadapi Nataru
- SMAN 10 Samarinda Genjot Penguatan Manajemen untuk Cetak Siswa Berdaya Saing Global
- Perkuat Manajemen Sekolah dan Pengimbasan untuk Kaltim, SMAN 10 Samarinda Gelar Workshop Garuda Transformasi bersama UNPAD









