Headline

Menemui Pengamen Badut di Samarinda yang Diburu Satpol PP dan Kostumnya Disita

Kaltim Today
19 Mei 2022 13:27
Menemui Pengamen Badut di Samarinda yang Diburu Satpol PP dan Kostumnya Disita
Tak ada pilihan lain, jalani pekerjaan sebagai badut terpaksa dilakukan meski harus diuber-uber Satpol PP Samarinda. (Yasmin/Kaltimtodday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Fenomena badut di pinggir jalan bukan hal baru di Samarinda. Paling banyak, badut-badut itu berjejeran di Jalan Untung Suropati. Tak jauh dari pintu keluar kendaraan BIGMall Samarinda. Jumlahnya biasanya mencapai belasan. Selain itu, badut-badut tersebut juga ditemukan di dekat jalan keluar kendaraan Mal Lembuswana, dan beberapa SPBU di Kota Tepian.

Gesturnya kerap kali melambaikan tangan ke arah pengendara yang lewat. Sembari mengalungkan wadah uang di depan dada. Kostum tokoh kartun terkenal dengan warna-warna cerah membalut tubuh mereka.

Salah satu yang menjadi badut pinggir jalan adalah Imam. Pria tersebut merantau dari Jember ke Samarinda. Menyusul sang adik yang sudah lebih dulu tinggal di Kota Tepian. Sudah sekira 2 bulan, Imam mengadu nasib di Samarinda.

"Pekerjaan waktu di Jember itu berantakan. Akhirnya saya memilih untuk merantau ke sini," beber Imam yang ditemui di salah satu SPBU Samarinda, Rabu (18/5/2022).

Sebelumnya, dia sudah tahu bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda memang menertibkan belasan badut. Kostum badut-badut itu disita. Namun sepengetahuannya, penertiban itu dilakukan karena berkerumun di pinggir jalan.

"Yang penting enggak ganggu jalan. Tapi kalau memang kena razia Satpol PP, itu tergantung nasib. Kalau saya biasa di sini saja, enggak kena," lanjut Imam.

Di satu sisi, Imam memahami bahwa dirinya harus mengikuti peraturan yang ada. Namun dia juga bingung, sebagai badut adalah satu-satunya sumber penghasilan Imam saat ini.

"Setiap hari saya jadi badut. Saya gantian dengan adik. Biasanya saya mulai jam 3 sore sampai 9 malam. Kalau penghasilan enggak menentu. Biasanya sehari Rp 100 ribu," lanjutnya.

Di balik kostum tokoh Doraemon yang dia kenakan itu, rupanya Imam adalah ayah 3 anak. Anak pertamanya kini masih duduk di bangku SMA. Anak kedua juga masih SMP dan si bungsu masih TK.

"Saya berharap semoga tidak kena tangkap. Pekerjaan ini satu-satunya yang saya punya. Saya harus menghidupi anak dan istri yang masih di Jember," bebernya lagi.

Selain Imam, badut lain bernama Eko juga mengetahui kabar penertiban Satpol PP Samarinda yang semakin masif. Informasi itu dia dapat dari media sosial Facebook. Lokasi Eko menjadi badut tepat berada di depan salah satu toko ritel. Dia juga mengaku mendapat izin dari pihak ritel itu untuk berdiri di sana.

"Kalau di sini kami izin. Ya sebenarnya ada rasa takut juga kalau ditertibkan," ungkap Eko.

Serupa dengan Imam, Eko juga perantau dari Surabaya. Dia sudah tinggal di Samarinda selama 6 bulan. Diakui Eko, dia terpaksa bekerja sebagai badut. Sebab tak ada pilihan lain. Terlebih lagi, dia harus menghidupi istri dan 3 anak.

"Di Surabaya enggak ada kerjaan. Dulu sempat jadi kuli bangunan. Tapi saya harus hidupi istri dan anak saya. Pertama umur 6 tahun, dan ada yang kembar baru lahir usianya 3 bulan," urai Eko.

Menjadi badut dijalani Eko setiap hari. Mulai pagi hingga malam. Besar keinginan Eko untuk punya penghasilan dari pekerjaan yang lebih layak. Dia berharap, ada solusi untuk memberi pekerjaan bagi sejumlah orang yang kini masih menganggur.

"Sebenarnya enggak mau begini. Kalau ada pekerjaan lain, pasti saya pilih itu. Penghasilan jadi badut juga tidak menentu. Kalau sepi, paling sehari Rp 100 ribu. Itu pun 30 persen kami berikan ke penyedia kostum. Kami ini kan hanya menjalani," ucap Eko.

Langgar peraturan daerah hingga dugaan mempekerjakan anak

Beberapa waktu lalu, Satpol PP Samarinda menertibkan belasan kostum badut. Penertiban itu merupakan hasil dari razia yang dilakukan di kawasan Untung Suropati, sejumlah SPBU, Mal Lembuswana, Samarinda Central Plaza (SCP), dan di Jalan Pemuda.

Dikonfirmasi lebih lanjut, Kepala Bidang (Kabid) Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Samarinda, Ismail mengungkapkan, penertiban tersebut mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Anjal Nomor 16/2002 tentang Penertiban dan Penanggulangan Pengemis, Anak Jalanan dan Gelandangan di Samarinda.

"Kalau itu (badut pinggir jalan), kategorinya pengemis. Waktu itu yang kami datangi memang di depan BIGMall. Sebab ada laporan masyarakat juga tentang maraknya badut-badut di pinggir jalan," ungkap Ismail, Rabu (18/5/2022).

Setidaknya ada 16 kostum badut yang disita. 16 kostum itu tidak semuanya terdiri dari 1 set lengkap. Ada sebagian yang disita hanya kepala badut.

Ditegaskan Ismail, Bidang Trantibum hanya bertugas untuk penertiban. Sementara itu, untuk barang bukti, dalam hal ini kostum yang disita telah diserahkan ke Bidang Perundang-undangan. Bidang tersebut yang akan memproses.

"Satpol PP ada patroli rutin. Mulai pagi, sore, hingga malam. Jadi untuk sementara waktu, sepertinya sudah tidak ada (badut). Mungkin karena kostumnya sudah kami tahan kan. Sejauh ini belum ada lagi badutnya," lanjut Ismail.

Lebih lanjut, Ismail menyebutkan bahwa penertiban ini bukan sekadar menyita kostum badut saja. Melainkan, pihaknya juga khawatir terhadap fenomena mempekerjakan anak di bawah umur sebagai badut.

"Ada sebagian anak di bawah umur itu. Apalagi, mohon maaf, saat awal Covid-19 banyak anak yang tidak sekolah. Akhirnya, entah dari orangtua, paman atau dari siapanya mulai mempekerjakan anak. Pendapatannya sehari bisa Rp 200 ribu per orang," tambah Ismail.

Terpisah, Kabid Perundang-undangan Satpol PP Samarinda, Herri Herdany menjelaskan bahwa masalah badut pinggir jalan ini akan dinaikkan ke tingkat pengadilan. Alasannya agar ada efek jera.

"Kostum badut akan kami amankan sampai hasil sidang nanti," beber Herri saat dikonfirmasi.

Per 18 Mei 2022, ujar Herri, pihaknya baru membuatkan berita acara pemeriksaaan (BAP). Setelah itu, baru diajukan ke pengadilan.

[YMD | TOS]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya