Daerah

Hari Kedua Operasi Patuh Mahakam 2025, 35 Pengendara Lawan Arus Terjaring di Jalan Pangeran Suriansyah

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 15 Juli 2025 18:43
Hari Kedua Operasi Patuh Mahakam 2025, 35 Pengendara Lawan Arus Terjaring di Jalan Pangeran Suriansyah
Operasi Patuh Mahakam 2025. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Memasuki hari kedua pelaksanaan Operasi Patuh Mahakam 2025, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Samarinda semakin gencar melakukan penertiban terhadap berbagai pelanggaran lalu lintas. Fokus utama operasi kali ini adalah pengendara yang nekat melawan arus, terutama di kawasan yang dikenal rawan kecelakaan lalu lintas.

Penindakan dilakukan di Jalan Pangeran Suriansyah, Kelurahan Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota, pada Selasa (15/7/2025) sore.

Jalur yang selama ini kerap dipadati kendaraan, terutama saat jam sibuk pagi dan sore hari, dan sering menjadi lokasi pengendara melaju melawan arus dengan kecepatan tinggi. Kondisi tersebut dinilai membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya.

Kanit Turjawali Satlantas Polresta Samarinda, Ismail Marzuki, yang memimpin langsung jalannya operasi, menyampaikan bahwa penertiban ini merupakan bagian dari agenda utama Operasi Patuh Mahakam 2025 yang berlangsung selama dua pekan, mulai 14 hingga 27 Juli. Ia menegaskan bahwa pengendara yang melawan arus akan menjadi sasaran utama karena potensi bahayanya yang sangat tinggi.

“Target utama sore ini adalah pelanggar yang melawan arus. Ini merupakan bentuk langkah preventif kami dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas yang masih cukup tinggi di Samarinda,” ujar Ismail.

Dalam pelaksanaan operasi hari kedua ini, petugas berhasil menjaring 35 pelanggar. Mayoritas dari mereka adalah pengendara sepeda motor yang terbukti melawan arus, sementara sebagian lainnya tidak menggunakan helm saat berkendara. Seluruh data pelanggaran tersebut akan direkap dan dijadikan bahan evaluasi untuk menyusun strategi patroli selanjutnya.

Menanggapi maraknya pelanggaran di kawasan tersebut, Ismail menepis anggapan bahwa kurangnya rambu lalu lintas menjadi penyebab utama. Ia menegaskan bahwa rambu dan marka jalan sudah terpasang dengan jelas di sepanjang jalur tersebut. Justru yang menjadi perhatian adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mematuhi aturan lalu lintas.

“Rambu dan marka sudah ada. Namun, kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih rendah. Itu yang harus kita ubah bersama,” ucapnya.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk membangun budaya tertib berlalu lintas demi keselamatan bersama. Lalu lintas, kata Ismail, bukan sekadar soal aturan teknis, tetapi juga mencerminkan budaya dan kedisiplinan bangsa.

“Kami berharap masyarakat mulai sadar bahwa tertib berlalu lintas itu penting, bukan hanya untuk keselamatan pribadi tapi juga demi menciptakan ketertiban umum. Kalau kita sama-sama patuh, insya Allah angka kecelakaan bisa ditekan, bahkan dihilangkan,” pungkasnya.

[RWT] 



Berita Lainnya