Kutim

Miris, Sangatta Dikepung Tumpukan Sampah

Kaltim Today
04 Agustus 2020 14:31
Miris, Sangatta Dikepung Tumpukan Sampah
Sejumlah sampah rumah tangga terlihat menumpuk di bahu jalan yang sangat menganggu pemandangan. (Ramlah/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Sangatta - Sampah menjadi persoalan di hampir setiap daerah. Tidak terkecuali di Sangatta, Kutai Timur (Kutim). Bahkan, permasalahan sampah seakan tidak ada penyelesaian yang konkret. Dari pantauan di lapangan, tumpukan sampah paling parah terjadi di sepanjang Jalan Poros Yos Sudarso. Tumpukan sampah menggunung hingga menimbulkan bau tidak sedap.

Ratna (33) salah satu warga yang mengeluhkan tumpukan sampah dimana-mana. Dia menuturkan, sampah yang menumpuk kadang tinggal berhari-hari bahkan berminggu-minggu, sampah tidak dibersihkan oleh petugas kebersihan. Biasanya, pengangkutan sampah dilakukan tiap hari.

“Sampai menggunung begini, ini sudah tiga hari tidak diangkut. Kalau mengganggu ya jelas mengganggu, apalagi saya yang jualan. Berpengaruh karena aromanya,” kata Ratna, Selasa (4/8/2020).

Hal yang sama dikatakan Saefuloh (38). Pria yang akrab disapa Asep ini berprofesi sebagai tukang ojek di kawasan Sangatta Utara. Dia pun merasa terganggu dengan tumpukan sampah tersebut. Pangkalan yang biasa ditempati untuk mencari penumpang terkena dampak aroma tidak sedap dari tumpukan sampah.

“Saya dan tukang ojek yang lain biasa mangkal di sini, tapi sekarang harus pindah karena aromanya bau, jadi kami juga tidak nyaman kalau mangkal,” kata Saefuloh.

Selain di wilayah Yos Sudarso, tumpukan sampah juga berada di beberapa titik. Antara lain Jalan Hidayatullah, Jalan Pendidikan, Jalan Inpres dan Jalan Margo Santoso.

“Permasalahan sampah memang tidak ada ujungnya, selalu terulang dan terulang. Ini kesekian kalinya terjadi. Harusnya malu, karena ini kan jalan poros dan jalan utama, apalagi yang di Jalan Pendidikan itu jalur perkantoran yang biasa dilewati pejabat-pejabat,” katanya.

Sementara itu, Yudi Ruswandi salah satu tokoh pemuda mengatakan, tumpukan sampah bisa menjadi cerminan lemahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Di mata Yudi, persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan tanggung jawab bersama.

“Masyarakat belum memahami bahwa kebersihan sebagian dari iman. Pemahaman ini harus lebih ditingkatkan. Sebelumnya masyarakat harus memilah dan memilih sampah agar volumenya bisa dikurangi,” kata Yudi.

Agar penumpukan sampah tidak terjadi kembali, masyarakat harus sadar sendiri. Selain itu pemerintah sigap dalam upaya pengangkutan sampah.

“Diperlukan sinergitas, antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus lebih menjaga kebersihan lingkungan dan pemerintah harus siap melakukan pengangkutan,” pungkas Yudi.

[EI | RWT]



Berita Lainnya