Samarinda

Rencana Konversi Kompas Gas ke Kompor Listrik, Sani Bin Husain: Jangan Tambah Beban Rakyat Kecil

Kaltim Today
23 September 2022 16:18
Rencana Konversi Kompas Gas ke Kompor Listrik, Sani Bin Husain: Jangan Tambah Beban Rakyat Kecil
Wakil Ketua Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sani Bin Husain mewanti konversi kompor listrik justru menambah beban rakyat kecil. (Hasyim Ilyas/Kontributor Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah pusat tengah berencana mengganti penggunaan LPG 3 kilogram. Upaya diluncurkan lantaran tingginya subsidi ke sektor energi dan mendukung upaya transisi energi.

Namun demikian, upaya pemerintah pusat menggalakkan penggunaan kompor listrik menuai tanggapan mulai dari masyarakat hingga pejabat. Seperti salah satunya, Wakil Ketua Komisi IV DPRD kota Samarinda, Sani Bin Husain.

Sani Bin Husain mewanti-wanti pemerintah agar cermat melakukan perhitungan dan kajian secara matang, pasalnya situasi dan kondisi masing-masing daerah berbeda, khususnya terkait suplai energi listrik.

“Banyak daerah di Indonesia yang belum menikmati aliran listrik yang memadai, dari jalur listrik yang belum merata sampai kondisi kelistrikan yang sering byarpet, bayangkan, tiba-tiba memasak nasi, tumis kangkung, goreng ikan, listrik tiba-tiba padam, padamnya juga lama seperti yang dialami di Samarinda, wacana ini justru buat repot masyarakat, harus dikaji lagilah,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Samarinda tersebut.

Setali tiga uang, menurutnya sekarang masyarakat sudah nyaman melakukan aktivitas dapur dengan elpiji, dulunya elpiji merupakan konversi dari pengunaan kompor minyak tanah.

Lebih lanjut ia menegaskan, hal ini jelas menambah beban masyarakat, dirinya sangsi wacana konversi tersebut bakal berjalan sukses, apalagi harga listrik juga tidak murah dan terus naik.

“Mau berapa lagi beban biaya harus di tanggung masyarakat kecil, baru saja BBM naik dengan segala efek yang menyertainya, jelas ini beban yang cukup menyiksa rakyat kecil,” ungkapnya.

Sebagai informasi, pemerintah sedang melakukan uji coba di beberapa kota seperti Solo, Jawa Tengah, Denpasar, Bali, dan Sumatera yang masing-masing diberikan ke 1000 rumah tangga dengan kapasitas daya listrik antara 450-900 VA.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan dari uji coba itu pemerintah ingin mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan masyarakat dengan kompor listrik lebih besar atau lebih kecil.

Pada tahapan uji coba, rumah tangga yang memiliki kompor listrik dipasangi jaringan baru yang khusus dipakai untuk memasak. Hal tesebut dilakukan guna mencatat konsumsi listrik yang terpakai.

Jika uji coba pertama ini berjalan mulus, kata Dadan, maka uji coba yang lebih besar akan dilakukan untuk 300 ribu rumah tangga dan tidak menutup kemungkinan bakal dijadikan program nasional.

[HI | TOS | ADV DPRD SAMARINDA]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya