Kaltim

Berbagai Aspek Penting di Kegiatan Tambang Batu Bara

Kaltim Today
27 Juli 2020 20:06
Berbagai Aspek Penting di Kegiatan Tambang Batu Bara
Hariyanto tengah memaparkan pendapatnya dari segi aspek sosial kepada peserta rapat. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Tak hanya dihadiri oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim dan PT Bukit Raya Coal Mining, rapat teknis Adendum ANDAL dan RKL-RPL yang dilaksanakan pada Senin, (27/7/2020) juga turut dihadiri oleh beberapa ahli yang membahas dampak dari kegiatan tambang batu bara tersebut dengan melihat dari berbagai aspek. Mulai geofisik-kimia, biologi, sosial, dan kesehatan masyarakat. Berbagai aspek tersebut dianggap sangat krusial dan penting karena menyangkut dengan keadaan lingkungan serta masyarakat sekitar.

Setelah pemaparan yang disampaikan oleh PT Bukit Raya Coal Mining sejak awal rapat, Fahmi Himawan selaku kabid Tata Lingkungan DLH Kaltim memberi kesempatan pada para ahli untuk mengemukakan pendapat, saran, serta kritiknya.

Saran dan kritik yang datang sangat beragam. Tentu demi kebaikan bersama. Pihak pertama yang memberi komentar dan saran adalah Andi Zafryuddin dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IV Samarinda.

Sembari menunjukkan peta, Andi menyoroti terkait penggunaan area lahan hutan untuk kegiatan tambang. Namun segera diklarifikasi oleh pihak PT Bukit Raya Coal Mining bahwa penggunaan salah satu lahan sudah mendapat izin dari Kecamatan Samboja dan DLH Kaltim dan tetap mengikuti prosedur yang berlaku. Kemudian Triyono Sudarmadji turut memberi komentar dalam aspek geofisik-kimia. Secara keseluruhan, Triyono berpendapat bahwa hasil yang dipaparkan belum sepenuhnya menggambarkan kondisi dari kegiatan reklamasi dan revegetasi tersebut.

Sebab hanya dinarasikan dengan jumlah luas tertentu. Data-data yang ditampilkan harus lebih dicermati lagi.

“Kalau saya boleh saran, mungkin bisa ditambahkan informasi bahwa kegiatan reklamasi dan revegetasi itu akan menggunakan jenis tanaman apa saja. Idealnya ada tiga jenis itu,” ungkapnuya.

Fahmi turut menambahkan bahwa bisa dibuat perbaikan untuk perihal peta. Sehingga dibuat dua peta tambahan yakni peta tambang sesuai status kawasan serta reklamasi revegetasi paling ideal.

Tanggapan lain turut disampaikan secara bergantian oleh Wawan Kustiawan dan Sudrajat dari aspek biologi dan memaparkan perihal migrasi satwa atau fauna darat dan degredasi vegetasi serta flora fauna. Hariyanto dari aspek sosial memaparkan perihal konflik sosial, kesempatan berusaha, dan gangguan lintas darat.

Wiwit Mei Guritno dan Suyitno dari aspek lingkungan pun lebih menitikberatkan pada pengelolaan air limbah tambang. Terakhir Heri Purwanto dan Maulana Fahmi, menyampaikan bahwa soal kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya penderita ISPA. Terpenting, harus ada data terkait kondisi gambaran kesehatan di sana dan bekerja sama dengan Puskesmas setempat.

[YMD | ADV DISKOMINFO



Berita Lainnya