Samarinda

Diharapkan Bersaing di Pasar Dunia, Bank Indonesia Optimistis Lebih dari 100 UMKM di Kaltim Bisa Ekspor

Kaltim Today
16 Maret 2021 20:04
Diharapkan Bersaing di Pasar Dunia, Bank Indonesia Optimistis Lebih dari 100 UMKM di Kaltim Bisa Ekspor
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Dalam rangka pengembangan UMKM, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim menggelar pembukaan karya kreatif Indonesia seri 1 dan akademi ekspor Kaltim 2021. Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono menyampaikan pada awak media bahwa eksistensi UMKM perlu ditingkatkan.

Hal tersebut dilakukan agar UMKM tak sekadar diterima di pasar lokal, namun bisa sampai ke mancanegara. Seandainya hanya bicara di lingkup lokal, maka akan sangat terbatas. Sedangkan ketika berhasil menembus pasar dunia, otomatis pasar tak akan terbatas. Menurut Tutuk, kuncinya ada di daya saing.

"Makanya hari ini kami dampingi, meningkatkan kepercayaan diri, memberikan pengetahuan mengenai prosedur ekspor. Bagaimana memulainya. Kami juga undang pihak terkait. Supaya kita sinergi dengan seluruh pihak," ungkap Tutuk pada Selasa (16/3/2021).

Pihaknya turut optimistis bahwa Kaltim bisa mewujudkan lebih dari 100 UMKM yang mampu ekspor. Ditanya soal akses keuangan UMKM, Tutuk menyebut ada strategi kebijakan. Tidak hanya inklusi ekonomi, tapi harus dibarengi dengan inklusi keuangan. Pertumbuhan ekonomi juga harus dirasakan oleh UMKM sebab UMKM akan sulit maju jika tidak ada pembiayaan dari lembaga keuangan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

"Tentu akses pembiayaan tidak gampang. Makanya nanti ada sesi-sesi selanjutnya. Ketika UMKM punya komitmen dan semangat serta menghasilkan produk yang bagus maka ujungnya adalah pembiayaan," lanjutnya.

Ada 3 area pengembangan yang tengah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk UMKM. Pertama ada korporatisasi untuk penguatan kelembagaan. Kedua, kapasitas yakni dengan melalukan pelatihan dan pendampingan. Terakhir, ada akses pembiayaan. Tanpa adanya inklusi ekonomi dan pembiayaan, UMKM akan sulit naik kelas. Sekalipun bisa, akan sangat terbatas.

"Kami benar-benar ingin mencari dan menggali mana UMKM yang bagus dari Kaltim. Jangan bersaing hanya di dalam negeri, tapi dengan negara lainnya seperti Malaysia, Vietnam, Thailand," tambah Tutuk.

Kunci kesejahteraan UMKM terletak pada kompetensi dan kapasitas pasar. Jika mampu mencapai pasar internasional, pegiat UMKM akan meraup keuntungan dari sana dan sejahtera. Apalagi dengan memanfaatkan digital.

"Inklusi ekonomi dan keuangan harus dibalut dengan digitalisasi. Daya saing dan keunikan produk khas Kaltim itu yang penting. Pasar dunia itu tidak terbatas, daya beli orang luar negeri itu besar," tandas Tutuk.

[YMD | RWT]


Related Posts


Berita Lainnya