Nasional

Fakta di Balik The Inspector, Robot Pembersih Sampah Pertama di Dunia

Kaltim Today
24 Januari 2020 21:44
Fakta di Balik The Inspector, Robot Pembersih Sampah Pertama di Dunia
Dapat menghalau sampah plastik sebelum sampai ke laut, Interceptor digadang-gadang dapat mengangkut sampah sebanyak 100 ton perharinya. (Sumber: CNBC)

Sebuah wahana otonom akan diterjunkan ke Sungai Karang Mumus Samarinda, Kalimantan Timur. Digadang-gadang efektif membersihkan sampah di sungai, Pemprov Kaltim pun tertarik membeli robot pembersih sampah, The Inspector yang merupakan hasil karya seorang pemuda asal Belanda, Boyan Salt.

Berikut kumpulan fakta The Inspectror, robot pembersih sampah pertama di dunia:

Diciptakan Untuk Membersihkan Sungai di Seluruh Dunia

Sungai adalah alah satu sumber utama penghasil sampah di lautan. Founder sekaligus CEO dari The Ocean Cleanup, Boyan Slat mengatakan bahwa, 1.000 sungai di dunia bertanggung jawab atas 80 persen sampah di lautan. Boyan Salt sendiri berambisi untuk dapat membersihkan 1000 sungai di seluruh dunia dan memiliki target pada 2024, 90% keinginannya dapat terwujud.

Untuk langkah awal, ia membawa robot pembersih sungai ke salah satu titik episentrum polusi sampah plastik di dunia, yakni Indonesia. Dimana proyek uji coba pertama dilakukan di Kali Cengkareng Drain, Jakarta Barat. Hingga saat ini sudah ada 4 alat yang tersebar di beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

100% Sumber Energi Dari Tenaga Surya

Interceptor dinilai ramah lingkungan karena menggunakan tenaga surya dengan baterai lithium-ion sehingga dapat beroperasi selama 24 jam tanpa suara bising ataupun mengeluarkan asap. Puing-puing memasuki Interceptor dengan arus alami sungai. Semua elektronik di Interceptor, termasuk ban berjalan, pesawat ulang-alik, lampu, sensor, transmisi data, bertenaga surya.

Memiliki Sistem Kerja Yang Efektif

Untuk sistem kerja alat ini, sampah terlebih dahulu diarahkan menuju Interceptor menggunakan dua tali penjaring. Begitu sampah menuju bibir Interceptor, terdapat conveyor belt untuk mengangkat sampah-sampah tersebut menuju bagian atas Interceptor.

Kemudian jika kontainer penuh, petugas tinggal mengosongkan kembali kontainer-kontainer tersebut. Proses memilah sampah dilakukan di darat secara manual.

Oleh karena itu, Interceptor dapat dikatakan bekerja secara otonom hingga penuh dan dapat terus mengekstraksi puing-puing bahkan ketika tempat sampah dikosongkan.

Kapasitas Penampungan Hingga 50 Meter Kubik Plastik

The Interceptor juga tercatat memiliki kapasitas penampungan hingga 50 meter kubik plastik. Setelah penuh, sistem komputer di dalam kapal akan mengirimkan pesan ke operator untuk menepi dan mengosongkan muatan

Dapat Mengangkut 100 kg Sampah Plastik Perhari

Dapat menghalau sampah plastik sebelum sampai ke laut, Interceptor digadang-gadang dapat mengangkut sampah sebanyak 100 ton perharinya.

Namun, saat ditemui di drainase Cengkareng, sejumlah petugas UPK Badan Air Jakarta Utara mengatakan, jika sejauh ini sampah yang diangkut di lokasi tersebut perharinya sekitar 100 kg.

Diklaim Sudah Menampung 50.000 Ton Sampah di Malaysia

Sejak empat tahun beroperasi, robot bernama Interceptor itu sudah menampung 50.000 ton sampah Sungai Klang, Malaysia. Hal ini pun diakui oleh Syaiful Azmen Nordin, Direktur Landasan Lumayan, mitra bisnis Ocean CleanUp di Malaysia.

"Kapal tidak bisa lewat karena banyak plastik. Sekarang Anda bisa melihat kondisi sungai yang mulai terbebas dari sampah mengapung." (VivaNew.com)

[NON | RWT]


Related Posts


Berita Lainnya