Kutim

Keberadaan Perkebunan Sawit di Kecamatan Busang Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Kaltim Today
05 November 2021 07:39
Keberadaan Perkebunan Sawit di Kecamatan Busang Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Keberadaan perkebunan sawit di Kecamatan Busang membawa berkah.

Kaltimtoday.co, Sangatta - Keberadaan perkebunan kelapa sawit di Kutai Timur, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hampir semua warga yang tersebar di 18 kecamatan, sudah merasakan hasil perkebunan sawit dan multiplier effect yang diberikan.

Salah satunya keberadaan perkebunan kelapa sawit PT Subur Abadi Wana Agung (SAWA) dan PT Hamparan Perkasa Mandiri (HPM) di Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, diakui membawa berkah. Kesejahteraan masyarakat meningkat pesat jika dengan kondisi dibandingkan sebelum perusahaan beroperasi. 

Hal ini disampaikan secara terpisah oleh tiga pejabat desa di Kecamatan Busang, yakni Kepala Desa Rantau Sentosa Jalung Uluk, Kepala Desa Long Lees Ilit Bilung, dan Sekretaris Desa Long Bentuq Andre Noor. Ketiga desa berlokasi di sekitar area perkebunan sawit.

 “Sangat positif. Kami yang sudah menerima plasma ini, merasakan sendiri. Manfaat semakin besar jika warga juga menanam sawit di kebun sendiri. Apalagi perusahaan mempermudah melalui program kemitraan bibit dan membantu menyerap hasilnya,” jelas Kades rantau Sentosa Jalung Uluk, Kamis (4/11/2021).

Desa Long Less, Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur (Istimewa).
Desa Long Less, Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur (Istimewa).

Bahkan, lanjutnya, sekarang banyak warga yang punya kendaraan bermotor dan bisa membiayai kuliah anaknya. 

PT SAWA dan PT HPM, kata dia, juga turut membantu masyarakat lewat program CSR. Selain membangun Jembatan Amai Benny Subianto, misalnya, perusahaan juga membuat Jalan Usaha Tani di Rantau Sentosa.

“Masyarakat bebas melewati. Ini turut memperlancar roda ekonomi,” kata dia. 

Sementara Kades Long Lees, Ilit Bilung mengatakan, kesejahteraan masyarakat jauh lebih baik. Apalagi, banyak juga warga lokal yang bekerja di perusahaan. “Jadi, kami sangat bersyukur dengan adanya perusahaan sawit,” kata Ilit Bilung.

Sebelum ada perusahaan, jelas Ilit Bilung, mata pencaharian warga pada umumnya adalah mencari emas di hutan. Namun, hasilnya jauh dari harapan. Tidak cukup mengangkat ekonomi warga.

“Makanya, kami benar-benar berterima kasih dengan keberadaan PT SAWA dan PT HPM,” ucapnya.

Sekdes Long Bentuq Andre Noor juga sependapat. Menurutnya, manfaat tidak hanya dari program kemitraan, namun juga CSR seperti bantuan perbaikan dan perawatan infrastruktur jalan.

“Besar sekali manfaatnya. Dibandingkan sebelum perusahaan beroperasi. Sekarang progresnya sangat luar biasa,” kata Andre. 

Menurut Andre, keberadaan PT SAWA dan PT HPM memang bisa menggerakkan roda ekonomi. Dia mencontohkan, perbaikan dan perawatan jalan di belakang Long Bentuq sepanjang 5 Km, sangat membantu akses warga. Sebab, jalan tersebut menghubungkan Kecamatan Busang dan Muara Ancalong, bahkan hingga Samarinda.

“Dari sisi ekonomi tentu bermanfaat,” jelasnya. 

“Belum lagi dari sisi tenaga kerja, banyak masyarakat yang bekerja di perusahaan,” lanjutnya. 

Begitu pula dari berbagai kemitraan, seperti kemitraan bibit, cetak sawah, jagung, dan sapi, juga sangat membantu. Misal saja kemitraan bibit. Meski saat ini ada kendala pengangkutan bibit ke kebun warga, namun secara umum sangat positif. 

“Masyarakat sangat terbantu dengan pengadaan bibit sawit berkualitas. Selain itu, perusahaan juga menyerap sawit dari petani, sehingga tidak kebingungan lagi. Juga, tidak ada lagi sawit yang busuk karena tidak terserap,” ungkapnya. 

Testimoni serupa juga disampaikan Ketua KUD Nengayetna, Juga Ncuk. Menurutnya, SHU plasma yang dibangun PT SAWA dan HPM bisa menjadi penopang kebutuhan pokok bagi anggota.

“SHU koperasi juga selalu meningkat, karena sudah ada yang lunas. Periode sebelumnya, masing-masing anggota menerima Rp9 juta,” kata Juga Ncuk.  

Di luar plasma, ucapnya, masyarakat bisa meningkatkan penghasilan dengan menanam sawit sendiri. Warga tidak usah bingung, karena bisa menjalin kemitraan bibit dengan perusahaan. Juga Ncuk memperkirakan, hasil kebun di luar plasma tersebut bisa di atas Rp10 juta.

“Tergantung luas kebunnya. Apalagi harga sawit sekarang sedang bagus,” tutupnya. 

[EL | NON]



Berita Lainnya