Nasional

Kebiasaan Belanja di Luar Negeri, Airlangga Sebut RI Kehilangan Potensi Rp 324 Triliun

Network — Kaltim Today 18 Januari 2025 10:39
Kebiasaan Belanja di Luar Negeri, Airlangga Sebut RI Kehilangan Potensi Rp 324 Triliun
Menko Airlangga Hartarto. (Dok. Setneg)

Kaltimtoday.co - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa kebiasaan masyarakat Indonesia berbelanja di luar negeri menyebabkan hilangnya potensi ekonomi domestik hingga mencapai Rp 324 triliun. Data menunjukkan sekitar 10 juta warga Indonesia memilih untuk melakukan pembelian barang di luar negeri, dengan alasan utama harga yang lebih kompetitif dibandingkan di dalam negeri.

Menurut Airlangga, keputusan masyarakat untuk berbelanja di luar negeri merupakan hak setiap individu. Namun, ia mencatat bahwa faktor utama yang mendorong hal ini adalah perbedaan harga yang mencolok.

"Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan sekitar 10 juta orang Indonesia pergi ke luar negeri. Salah satu alasan mereka belanja di luar negeri adalah harga barang yang lebih kompetitif," ujar Airlangga.

Airlangga menjelaskan bahwa harga barang di Indonesia cenderung lebih mahal dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura. Hal ini disebabkan oleh beberapa komponen tambahan dalam struktur harga, seperti bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penghasilan (PPh).

Sebagai perbandingan, Singapura memiliki tarif pajak yang lebih rendah, sehingga harga barang di sana menjadi lebih terjangkau bagi konsumen. Kondisi ini mendorong masyarakat Indonesia untuk memilih berbelanja di luar negeri.

Dalam paparannya, Airlangga menyebut bahwa rata-rata warga Indonesia yang berbelanja di luar negeri menghabiskan sekitar 2.000 dolar AS per orang. Jika diakumulasikan, total potensi kerugian bagi ekonomi dalam negeri mencapai Rp 324 triliun.

"Kami menghitung secara konservatif, jika setiap orang membelanjakan 2.000 dolar AS, maka totalnya bisa mencapai Rp 324 triliun. Ini merupakan potential loss yang cukup besar," jelas Airlangga.

Kebiasaan belanja di luar negeri ini, menurut Airlangga, berpotensi mengurangi sirkulasi uang di dalam negeri, sehingga berdampak pada sektor ekonomi domestik. Ia menyoroti pentingnya mendorong daya saing harga barang di Indonesia agar masyarakat lebih tertarik untuk berbelanja di dalam negeri.

Langkah untuk meningkatkan daya saing ini mencakup reformasi kebijakan pajak, pengurangan bea masuk, serta penguatan sektor manufaktur dan distribusi dalam negeri. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan lebih memilih produk lokal atau melakukan pembelian di pasar domestik.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya