Opini

Memulihkan Gizi Bangsa Indonesia

Kaltim Today
24 September 2022 10:31
Memulihkan Gizi Bangsa Indonesia
Ika Wirya Wirawanti, S.Gz., M.Si (Dosen Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Peserta Latsar CPNS Angkatan XXX Puslatbang KDOD)

Oleh: Ika Wirya Wirawanti, S.Gz., M.Si (Dosen Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Peserta Latsar CPNS Angkatan XXX Puslatbang KDOD)

“Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” menjadi slogan yang mencerminkan harapan bagi bangsa Indonesia agar senantiasa bersemangat dalam bertransformasi dan bertumbuh di tengah tantangan pascapandemi Covid-19 yang menyerang. Tema ini dapat kita maknai dengan memberikan kontribusi nyata sebagai warga negara salah satunya melalui peningkatan kualitas kesehatan, yang dimulai dari diri sendiri, keluarga masyarakat, hingga Bangsa Indonesia.

Gizi menjadi salah satu aspek kesehatan yang masih menjadi tugas bagi bangsa Indonesia. Pasca pandemi, pemerintah masih terus berupaya memulihkan gizi bangsa salah satunya melalui percepatan perbaikan gizi masyarakat dalam rangka mendukung program nasional untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berkualitas yaitu melalui intervensi percepatan penurunan stunting. Presiden Joko Widodo pada Januari 2021 lalu telah memasang target pada tahun 2024 kasus stunting di Indonesia bisa ditekan hingga berada di angka 14%.

[irp posts="63806" name="Apakah Revisi RTRW Kaltim dalam Rangka Menyesuaikan RDTR IKN Dapat Mengurangi Banjir Kronis di Samarinda?"]

Stunting telah menjadi isu penting yang membutuhkan perhatian serius untuk diselesaikan karena berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan, padahal sumber daya manusia  menjadi faktor utama untuk menjadi bangsa yang maju. Pemerintah tentu memiliki peran yang besar dalam hal ini, akan tetapi peran kita sebagai warga Negara tidak kalah pentingnya.

Masa 1.000 hari pertama kehidupan sejak masih dalam kandungan, merupakan masa kritis yang dapat menentukan kualitas gizi hingga masa depan. Kekurangan gizi pada masa ini dapat berpengaruh hingga dewasa nantinya.  Percepatan penurunan stunting yang dimulai dari hulu ke hilir dengan intervensi yang dimulai sejak remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak usia 0-59 bulan dilakukan dengan menggunakan pendekatan komprehensif dengan melibatkan kolaborasi berbagai pihak, yang dapat dimulai dari keluarga.

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang memiliki peran krusial  dan menjadi salah satu faktor penentu untuk pencegahan dan penanganan stunting, oleh karena itu upaya pemberdayaan keluarga pun sangat diperlukan karena keluarga dapat berupaya melakukan pencegahan stunting pada setiap fase kehidupan, mulai dari saat kehamilan, bayi, balita, remaja, menikah, dan seterusnya. Pemberdayaan keluarga menjadi hal mendesak untuk diperhatikan dalam rangka menurunkan stunting. Salah satu hal yang masih harus terus dilakukan yaitu melalui promosi dan edukasi terkait gizi Keluarga harus menyadari bahwa pemenuhan gizi untuk mencegah stunting sangatlah penting dan tidak harus mahal tetapi yang terpenting adalah kualitasnya.

Penting bagi keluarga untuk memberikan gizi terbaik bagi ibu yang sedang hamil dan mendukung ibu hamil untuk secara rutin memeriksakan kandungannya. Pada saat bayi lahir maka kesuksesan ASI eksklusif menjadi kunci pertama yang penting untuk dicapai baru kemudian dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI yang bergizi seimbang untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada saat remaja, khususnya remaja putri, penting bagi keluarga untuk mendukung remaja mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)-nya dalam rangka mempersiapkan kesehatan kehamilan di masa mendatang, dan tidak kalah pentingnya kesadaran seluruh keluarga akan konsumsi gizi seimbang dalam pola makan sehari-hari.

Oleh  karena  itu,  masih  sangat  diperlukan  edukasi  secara  menyeluruh terkait stunting terutama pada keluarga, karena pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang khususnya untuk pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu  bentuk  upaya  secara individu dalam rangka memulihkan gizi bangsa Indonesia. Dengan terpenuhinya gizi seimbang maka stunting bisa dicegah sejak dini sehingga lahir generasi penerus bangsa yang  sehat dan berprestasi. (*)

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram “Kaltimtoday.co”, caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Related Posts


Berita Lainnya