Opini

Nurul Ulfa Desainer Sampul Membedah Buku Aminah Syukur

Kaltim Today
20 April 2025 08:52
Nurul Ulfa Desainer Sampul Membedah Buku Aminah Syukur
Nurul Ulfa (desainer sampul buku Aminah Syukur), Muhammad Sarip, Sudarman, Endang Effendi, Encik Widyani Sjaraddin, Muhammad Lutfi, Syafruddin Pernyata. (Foto Humas DPK Kaltim)

Oleh: Muhammad Sarip (Sejarawan Publik)

BEDAH buku sejarah dengan narasumber dari penulis, penyaksi sejarah, atau tokoh masyarakat, itu sudah terlalu mainstream. Tapi yang ini berbeda. Setidaknya di Kalimantan Timur, baru kali pertama forum bedah buku menghadirkan desainer sampul bukunya sebagai narasumber.

Itu terjadi ketika buku berjudul Aminah Syukur: Kiprah Perempuan di Kalimantan Timur Tempo Doeloe dibedah di aula Perpustakaan Provinsi Kaltim pada Kamis, 17 April 2025. Cover bukunya didesain oleh Nurul Ulfa, anak muda kelahiran Samarinda.

Gen Z yang akrab disapa Nuu ini punya portofolio sebagai juri lomba desain poster pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2023 tingkat Kota Samarinda 2023. Dia juga menjadi juri pada FLS2N 2023 tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

Nuu tampil di Bedah Buku Aminah Syukur bersama saya dan dua narasumber lain, yaitu Hj. Encik Widyani Sjaradin dan Drs. H. Muhammad Lutfi. Bu Encik adalah Pembina Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Kaltim, lahir pada tahun yang sama dengan kelahiran Presiden Prabowo Subianto.

Pak Lutfi adalah cucu dari Aminah Syukur. Beliau Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Khairiyah Samarinda. Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Sudarman, dosen FKIP Universitas Mulawarman yang juga penyiar radio legendaris di Samarinda.

Nuu tampil dengan outfit kreasi dia sendiri yang bermotif etnik Kalimantan. Dia punya UMKM yang diberi nama Hey Nuu Studio. Usaha kreatifnya bergerak di bidang desain, ilustrasi, dan merchandise yang menghasilkan karya visual berupa digital dan produk jadi. Dengan Hey Nuu Studio inilah, dia menjadi juara lomba Hackathon 2021.

Nuu sudah memiliki dua HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) untuk dua jenis motif yang dia ciptakan. HAKI yang pertama bernomor 000360161. Motifnya dinamai Pesut Mahakam - Kalimantan Series Volume 1. Bersama Desa Pela di Kabupaten Kutai Kartanegara, motif ini kemudian dijadikan buah tangan eksklusif desa wisata tersebut.

HAKI yang kedua bernomor 000422141. Motifnya dinamai Bekantan - Kalimantan Series Volume 1.  Dengan motif ini, Hey Nuu bersama Pulau Besing di Kabupaten Berau berupaya melestarikan bekantan dengan pengenalan dan edukasi kepada masyarakat & wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Dalam forum bedah buku Aminah Syukur, Nuu menyampaikan perspektifnya sebagai generasi muda. “Ternyata di Kaltim ada sosok yang perjuangannya serupa dengan Kartini. Forum ini bagus buat generasi muda untuk meneladani tokoh lokal yang berjasa,” tuturnya.

Nuu menjelaskan aspek filosofis dari sampul buku yang dia desain. Penggunaan warna biru, merah, dan ornamen bunga tulis berdasarkan narasi asal bangsa Aminah. Kemudian ada latar belakang batik khas Kaltim sebagai wilayah tempat pengabdian Aminah.

Buku ini merekonstruksi figur Aminah Syukur sebagai role model utama perempuan teladan. Penulisan riwayat Aminah Syukur lebih menekankan sejarah intelektualitasnya dalam bidang pendidikan. Hal yang Aminah lakukan melebihi tanggung jawabnya sebagai individu biasa. Bahkan motifnya tidak berbasis komersial.

Bagian awal buku mendeskripsikan secara global mengenai sejarah Kalimantan Timur dari zaman klasik, era kolonial, hingga periode Republik Indonesia. Bagian akhir mendeskripsikan kiprah kaum perempuan lainnya dalam multibidang di wilayah yang berjuluk Benua Etam dan Bumi Ruhui Rahayu.

Dialog literasi Aminah Syukur ini merupakan peringatan Hari Kartini 2025 yang dilaksanakan oleh GPMB Kaltim bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kaltim. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI dan Dewan Perwakilan Rakyat RI melalui Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian. Sebanyak 100 eksemplar buku cetak Aminah Syukur dibagikan gratis kepada audiens yang hadir.

Ketua GPMB Kaltim Cikgu Syafruddin Pernyata dalam kata sambutannya menyampaikan pengakuan unik. “Pak Lutfi itu teman saya waktu SD. Tapi baru sekarang saya mengetahui bahwa ternyata Pak Lutfi itu adalah cucu dari Aminah Syukur,” ucap penulis novel berlatar kearifan lokal tersebut.

Pada sesi tanya jawab, beberapa audiens menyampaikan saran agar bedah buku sejarah lokal bisa berkelanjutan. Ada juga usulan agar lebih banyak lagi penulisan buku yang mengangkat para tokoh lokal yang berjasa. Perwakilan gen Z berharap agar buku-buku sejarah lokal dapat lebih diminati oleh anak muda sebagaimana genre fiksi yang lebih disukai sebagai bacaan hiburan.

Merespons aspirasi gen Z, saya sudah mengimplementasikan partisipasi kaum muda dalam aktivitas literasi sejarah lokal. Sejak awal menekuni literasi sejarah lokal, saya berkolaborasi dengan sejumlah kaum muda supaya output karya tulis bisa relate dan relevan dengan generasi muda masa kini. Saya mempermudah proses kerja para jurnalis muda, sehingga pelaku media pers juga men-support penyebaran sejarah kepada publik.

Collab juga dilakukan dengan melibatkan kaum muda sebagai moderator di forum publik atau mengajaknya jadi narasumber. Partisipasi anak muda dalam delivery narasi sejarah dengan bahasa versi dia sendiri, perlu difasilitasi. Jika pemikirannya terlalu smart dan kritiknya benar, lebih baik dia direkrut sebagai tim penulis, seperti paket komplet yang ada pada seorang anak muda yang bernama Nanda Puspita Sheilla (kini studi di luar negeri).

Jalur lain dalam literasi sejarah yang partisipatif bagi generasi muda adalah minimal dimulai dengan peran sebagai cover design seperti yang dilakukan oleh Nuu. Berikutnya, saya bisa merekomendasikan kepada panitia untuk memberikan Nuu peran narasumber forum sebagai representasi gen Z.

Begitulah implementasi sejarah publik yang partisipatif. Meng-cover mata pelajaran sejarah di sekolah yang kadang membosankan dan yang kosong dari muatan sejarah lokal. (*)


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co



Berita Lainnya