Advertorial

Peringati Pekan ASI Sedunia 2024, DKK Balikpapan Gelar Seminar tentang Pentingnya ASI untuk Kesehatan Ibu dan Anak

Arif — Kaltim Today 27 Agustus 2024 15:27
Peringati Pekan ASI Sedunia 2024, DKK Balikpapan Gelar Seminar tentang Pentingnya ASI untuk Kesehatan Ibu dan Anak
Dinas Kesehatan Balikpapan menggelar Seminar Pekan Menyusui Sedunia, di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, Senin (26/8/2024). (Kaltimtoday.co/ Arif)

Kaltimtoday.co, Balikpapan - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan menggelar Seminar Pekan Menyusui Sedunia, dalam rangka memperingati Pekan Hari Air Susu Ibu (ASI) Sedunia, di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, pada Senin (26/8/24). 

Kegiatan yang mengangkat tema “Menutup Kesenjangan- Dukungan Menyusui untuk Semua” ini mengundang peserta sebanyak 130 orang, terdiri dari DP3AKB, Bappeda Litbang, Disdikbud, Disnaker, DPOP, PKK, Kelompok Pendukung ASI Balikpapan serta Forum ASI Balikpapan.

Ketua Panitia Seminar Pekan Menyusui Sedunia, Lusita Hakim menyampaikan program seminar ini rutin setiap tahun digelar. Sesuai namanya hari pekan ASI sedunia, maka pelaksanaan dilakukan setiap minggu pertama, yakni 1-7 Agustus. 

Seminar Pekan Menyusui Sedunia, menghadirkan narasumber dr Asti Praborini dan Dr Annisa Nurrachmawati yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi, sekaligus Ketua dan Pendiri Praborini Lactation Team serta dokter dari Kalimantan Timur (Kaltim) Dr Annisa Nurrachmawati.

Topik ini sangat relevan dan penting, sehingga menghadirkan dua narasumber yaitu dokter Asti, dan dokter dari Kaltim. 

Tak hanya itu, peserta yang diundang pun kebetulan dengan sasaran yang tepat yaitu ibu hamil, karena untuk persiapan pada saat kelahiran bayi nanti. Kemudian menyasar kader yang mana bertugas untuk mengawal pada ibu-ibu yang hamil agar para ibu bisa menyusui secara eksklusif.

Pihaknya juga mengundang PKK supaya dapat mendorong atau mengaktifkan, menginformasikan ilmu yang didapat dari kedua narasumber ini, sehingga dapat disampaikan kepada masyarakat luas.

“Kami semua berharap yang diundang paham dan mengerti, dan bisa menyampaikan pesan untuk masyarakatnya. Kita tidak menyarankan untuk memberikan susu formula,” ungkapnya.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi, Dr Annisa Nurrachmawati, salah seorang narasumber mengatakan bagi para ibu tidak menyusui anaknya maka penyakitnya banyak sekali, baik pada ibu maupun pada bayi, contohnya ibunya bisa terkena kanker payudara, kalau tidak menyusui bayinya.

Ia menjelaskan kanker payudara di Indonesia per tahun meningkat. Saat ini terdapat 68.858 kasus baru kanker payudara di Indonesia. 

“Jadi sekitar 189 kasus baru per hari. Kalau kita buletin ada 8 kasus baru kanker payudara per jam di Indonesia, yang semuanya harus di BPJS kan,” ungkapnya.

Pasalnya, ibu-ibu yang terkena penyakit kanker menggunakan BPJS. “Jadi tanggungan BPJS menjadi berat membludak, gara-gara enggak menyusui, sehingga kapasitas rumah sakitnya jadi susah juga. Ada kesenjangan biaya dan segala macam yang seharusnya mencegah,” sebutnya.

Selain itu, bayi kalau diberi susu formula maka pertumbuhan anak menjadi tidak ada ikatan batin dengan ibunya, sehingga berisiko gangguan perilaku dan autism, yang mana angka autism meningkat terus menjadi 500 kasus baru per tahun. 

“Belum lagi gulanya tinggi, susu formula itu proteinnya beta, beta itu akan merusak pankreas, pankreas itu menghasilkan insulin, sehingga kalau bayi dari kecil sudah dapat susu formula, pankreasnya rusak dan  setiap hari melakukan suntik insulin untuk melangsungkan kehidupannya,” terangnya.

“Mari kita tingkatkan ilmu bersama-sama baik ibu hamilnya, ibu-ibu yang lain, pendukung-pendukung yang lain, tenaga kesehatan untuk tahu gimana sih cara membantu ibu-ibu menyusui dengan baik dan benar,” pungkasnya. 

[RWT | ADV DISKOMINFO BALIKPAPAN]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya