Advertorial

Pintu Gerbang Serambi Nusantara

Kaltim Today
20 Mei 2024 19:01
Pintu Gerbang Serambi Nusantara
Pj Bupati PPU, Makmur Marbun (tengah) saat meninjau Pelabuhan Penajam. (Istimewa)

Oleh: Pj  Bupati PPU, Makmur Marbun. 

Dalam setiap kesempatan jumpa dengan warga Penajam Paser Utara (PPU), saya selalu menyebut, kadang dengan bercanda, bahwa pintu gerbang Negeri Serambi Nusantara ini ada tiga. Pertama, dari arah utara dan berbatasan dengan Kabupaten Paser. Kedua, pintu gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN) dan yang paling strategis, karena pintu gerbang ini berada di kawasan pantai Penajam, yakni dermaga kelotok.

Pantai ini merupakan tempat yang paling tepat untuk menikmati pemandangan pantai, menyaksikan matahari terbenam menjelang magrib dan Kota Balikpapan yang gemerlap pada malam hari. Sayangnya kawasan ini kumuh. Coba bayangkan sebentar, jika pelabuhan kelotok dan speedboat ini didesain indah dengan ketinggian tertentu, maka akan jadi view yang luar biasa indahnya pada malam hari.

Di dermaga Penajam inilah armada kelotok dan speedboat digunakan masyarakat untuk menyeberang dari Balikpapan ke Penajam atau sebaliknya. Walaupun kondisinya tidak manusiawi karena tidak memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan, masyarakat tidak punya pilihan jika ingin ke Balikpapan pasti menggunakan kapal kelotok atau speedboat.

Menurut saya, fasilitas pelabuhan ini tidak manusiawi. Tingkat keselamatan dan kenyamanan rendah sekali. Itu sebabnya, saya bangga Pemkab PPU bertekad melakukan revitalisasi. Saya rasa, sangat tepat kalau sebagai Serambi IKN, pelabuhan itu memperoleh perhatian dari pemerintah.

Data Dinas Perhubungan, jumlah armada klotok dan speed boat yang beroperasi adalah 40 kapal kelotok dan 56 unit speedboat dengan jumlah penumpang lebih dari 36 ribu per bulan. Sedangkan penumpang speedboat bisa mencapai 100 ribuan karena beroperasi dalam 24 jam, sedangkan kelotok hanya sampai jam 6 sore. 

Pelabuhan Penajam. (Istimewa)

Kedatangan dan keberangkatan setiap bulan lebih dari 36 ribu penumpang dengan keberangkatan dan kedatangan kelotok dan speedboat 6.000 kali. Bahkan, dalam satu tahun terakhir mengalami peningkatan hingga 42 persen. Saya belum bisa memastikan apakah peningkatannya akibat pembangunan kawasan IKN di Kecamatan Sepaku atau karena sebab lain.

Ketika melakukan groundbreaking bersama, Sabtu 9 Maret 2024 lalu di pelabuhan itu, yang ada di pikiran dan hati saya, pelabuhan ini harus berubah jadi ikon Penajam.

Saat ini, kondisinya memang kurang memenuhi syarat dari aspek keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Padahal, Kabupaten PPU adalah pintu gerbang utama atau Serambi Nusantara dari timur ke IKN, tapi nanti akan jadi tempat baru yang akan digemari masyarakat.

Saya yakin, seluruh masyarakat PPU atau bahkan masyarakat Kalimantan Timur seluruhnya mendukung dan setuju dengan adanya pemindahan IKN. Persepsi ini yang harus kita manfaatkan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan fasilitas sebagai sarana pendukung.

Saya juga mengerti, saat ini masyarakat sedang mempersiapkan diri menyongsong IKN sesuai pemahaman dan kewenangannya masing masing. Saya juga yakin ada sebagian masyarakat yang merasa akan tertinggal. Mereka menyadari jika harus berubah dengan adanya IKN, tapi justru tidak mengerti bagaimana caranya.

Yuk, masyarakat Penajam, awali tekad mengubah diri menyambut IKN dengan cara tersenyum. Tersenyum ini adalah modal keramahan menyambut siapapun yang datang ke PPU. Jakarta jadi maju akibat pesatnya pertumbuhan penduduk urban. Amerika jadi negara besar dan kuat karena pendatang.

Mari kita sambut siapa pun yang datang ke PPU, ke IKN, karena mereka adalah pendorong berdirinya IKN yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan politik. (*)

[ADV DISKOMINFO PPU]

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya