Kukar

PTM Tahap Dua di Kukar Siap Digelar, Daerah Terpencil Bisa Sekolah Normal

Kaltim Today
18 Oktober 2021 20:01
PTM Tahap Dua di Kukar Siap Digelar, Daerah Terpencil Bisa Sekolah Normal
Plt Kadis Disdikbud Kukar, Slamet Hadiraharjo. (Supri/Kaltimtoday.co).

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada tahap pertama sudah dilakukan disejumlah wilayah di Kutai Kartanegara (Kukar). Kini, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Kukar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kembali mengizinkan PTM tahap kedua. Namun ada kebijakan baru yakni ada sejumlah sekolah diperbolehkan mengelar tatap muka full atau seperti biasanya.

Plt Kadis Disdikbud Kukar, Slamet Hadiraharjo mengungkapan, di daerah terpencil seperti di Kecamatan Tabang dengan jumlah siswa sedikit bisa belajar normal di sekolah namun tetap terapkan protokol kesehatan (Prokes). Sedangkan, jumlah siswanya banyak seperti di kota tetap mengelar PTM terbatas.

“Sekolah full berdasarkan pemetaan zona wilayah, melihat peta lokasi desanya seperti desa terpencil, remote area atau mobilisasi terbatas dan siswanya sedikit dalam satu kelas,” ungkap Slamet, Senin (18/10/2021).

Dia menyebutkan, akan ada surat edaran mengenai PTM yang akan disampaikan ke seluruh kesatuan pendidikan. Kedepan secara bertahap, semua sekolah akan melaksanakannya.

 

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Slamet mengingatkan, dengan kondisi situasi ini, meskipun kasus melandai hal yang paling diingat yakni Prokes dijalankan dengan ketat. Tentu semua tidak ingin adanya penambahan kasus baru.

“Yang pasti kammi tetap hati-hati dan waspada meskipun PTM terbatas ataupun full. Terpenting protokol kesehatan digunakan dengan ketat,” imbaunnya.

Diwartakan sebelumnya, dalam kunjungan Bupati Kukar meninjau langsung sejumlah sekolah tatap muka di Kecamatan Muara Muntai pada Jumat (8/10/2021) lalu. Dia menyebutkan, terdapat beberapa desa yang terletak di perairan sungai Mahakam maupun danau. Sehingga, mobilitas penduduk keluar masuknya terkendali dengan baik, terkadang sebagai jalur lintasan saja.

Oleh karenanya lanjut Daman, sudah mengarahkan beberapa titik tertentu untuk belajar secara normal. Kendati, jika berkaca pada pedoman PTM nasional, hanya 50 persen dari kapasitas ruangan dan belajar hanya dua jam. Namun itu kalau situasi tertentu, salah satunya padat penduduk dan murid disekolah tersebut padat.

“Di Muara Muntai ini ada situasi tertentu seperti kemarin yang saya tinjau itu SD-nya masih dibawah 50 siswa, seperti ini jalan saja normal. Saat masuk ruangan kelas 6 hanya ada tujuh murid. Jadi seperti itu saya arahkan jalan normal” jelasnya.

Ketika sudah berjalan kedepan akan terus dievaluasi. Mudah-mudahan kondisi tetap membaik.

[SUP | NON]



Berita Lainnya