PPU

Rice Milling di Babulu Untungkan Petani, Cegah Permainan Tengkulak

Kaltim Today
31 Agustus 2021 20:02
Rice Milling di Babulu Untungkan Petani, Cegah Permainan Tengkulak
Camat Babulu, Margono Hadi Susanto. (Alif/kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Penajam - Pembangunan rice milling unit (RMU) di Kecamatan Babulu disambut antusias Camat Babulu Margono Hadi Susanto. Dia meyakinkan bahwa hal itu akan berdampak positif terhadap kesejahteraan petani di wilayahnya.

Margono menyampaikan, masalah yang dihadapi petani selama ini adalah harga jual hasil panen padi, baik dalam bentuk gabah ataupun beras. Pasalnya, harga yang diberikan oleh tengkulak dapat dibilang dibawah standar.

“Permasalahan harga itu kan yang jadi masalah utama dihadapi petani saat ini. Petani kami mau nanam saja harus hutang, terus panen dihutangi lagi kan gitu. Jadi kondisinya harga sekarang kurang masuk akal, makanya rice milling yang dikelola Perumda itu sebagai bentuk pemerintah hadir bermain di pasar,” tuturnya kepada kaltimtoday.co.

Selama ini cukup banyak tengkulak dari Kalimantan Selatan (Kalsel) yang menampung hasil panen petani di Babulu. Dengan hadirnya rice milling yang dikelola oleh Perumda Benuo Taka, petani dijanjikan harga jual yang lebih layak dan lebih menjamin kesejahteraan para petani.

“Jadi dengan pemerintah bermain di pasar ini melindungi petani dari permainan harga oleh tengkulak. Kalau Perumda bisa buka harga yang normal atau lebih wajar, otomatis yang lain juga mengikuti harga tersebut, artinya kan disisi lain petani yang diuntungkan,” ujarnya.

Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Abdul Gafur Masud (AGM) sendiri telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan rice milling unit (RMU) di Desa Sri Raharja, Kecamatan Babulu pada 17 Agustus lalu.

AGM menyampaikan, waktu peletakan batu pertama sengaja dilaksanakan pada 17 Agustus yang mana bertepatan dengan peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia. Hal itu dinilai agar pembangunan RMU bisa membawa semangat kemerdekaan untuk para petani.

“Sengaja dipilih 17 Agustus bertepatan dengan Hut yang ke-76 Republik Indonesia. Kami bisa melihat bahwa masyarakat atau para petani pelaksanaannya di lapangan itu tidak merdeka tentang harga, tidak merdeka tentang penjualan dan produksi, maka dari itu pemerintah daerah hadir untuk memberikan solusi,” jelas AGM.

Sebagaimana diketahui, RMU dibangun di Kecamatan Babulu yang merupakan salah satu lumbung padi terbesar di Kaltim. Proyek itu dibangun dengan dana penyertaan modal daerah sebesar Rp 26,9 miliar melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Benuo Taka.

[ALF | TOS | ADV DISKOMINFO PPU]



Berita Lainnya